Tuesday, September 4, 2007

Inflasi Diprediksi Tetap 6,5 Persen


Pemerintah Harus Mampu Menjaga Stabilitas Harga

Jakarta, Kompas - Sampai akhir tahun 2007, pemerintah masih tetap mampu menahan laju inflasi pada angka 6,5 persen. Akan tetapi, dengan catatan, pemerintah melakukan upaya stabilisasi harga beras, minyak goreng, dan minyak tanah.

"Saya pernah mengingatkan pemerintah soal itu, sekarang semua terjadi bersamaan. Kalau pemerintah tidak melakukan apa- apa ya, pasti tembus di atas 6,5 persen," ujar Direktur Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia M Chatib Basri, Sabtu (1/9) di Jakarta.

Chatib mengaku skeptis dengan kebijakan pungutan ekspor (PE) minyak sawit mentah (CPO) karena kenaikan harga dipicu faktor eksternal, yakni tingginya harga CPO di pasar internasional. "PE susah dilaksanakan, belum lagi kemungkinan penyelundupan. Apabila pemerintah ingin menerapkan domestic market obligation, birokrasi tidak punya kapasitas itu," papar Chatib.

Oleh sebab itu, yang bisa dilakukan pemerintah adalah pemberian insentif dengan mempertimbangkan kemampuan anggaran. Soal beras, ia menilai tidak perlu lagi memperdebatkan perlu impor atau tidak.

"Apabila memang diperlukan, ya, harus impor, apalagi menjelang puasa dan Lebaran, perlu antisipasi untuk stabilisasi harga sehingga impor harus dipersiapkan dari sekarang. Tinggal dibuat mekanismenya, saat panen, ya, harga dibikin tinggi," katanya.

Mengenai minyak tanah, perbaikan atas pelaksanaan program konversi juga tidak bisa dilakukan serta-merta. Namun, konversi energi tidak akan bisa jalan selama harga energi yang mau dipindah masih disubsidi. Oleh karena itu, pelaksanaan konversi harus jangka panjang dan pelan- pelan dilakukan penyesuaian.

Sementara terkait kenaikan tarif jalan tol di wilayah Jakarta, ia yakin tidak akan menyumbang banyak kenaikan inflasi. "Kenaikan tarif tol seharusnya dilakukan sejak dulu, tetapi kan ditahan-tahan terus. Sekarang giliran naik, berbarengan sehingga memberatkan masyarakat," kata Chatib

Di luar respons jangka pendek yang sudah dilakukan pemerintah, Chatib mengingatkan, masalah kenaikan harga itu hanya akibat dari permasalahan lebih besar yang membutuhkan penyelesaian jangka panjang. Soal beras, misalnya, masalah intinya ada pada produktivitas pertanian.

Meningkat

Kenaikan harga sejumlah komoditas dan jasa membuat tekanan inflasi tahun ini bakal meningkat. Tanpa memperhitungkan dampak kenaikan tarif tol dan LPG saja, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi tahun 2007 mencapai 6,5 persen, yang merupakan batas atas dari target, yakni 5-7 persen.

"Kenaikan tarif tol juga akan menimbulkan dampak lanjutan, tetapi mudah-mudahan tidak besar," kata Gubernur BI Burhanuddin Abdullah.

Contoh dampak lanjutan kenaikan tarif tol, antara lain naiknya ongkos angkutan umum yang melalui jalan tol bersangkutan. Naiknya tekanan inflasi sudah tampak dalam beberapa bulan terakhir. Inflasi bulan Agustus 2007 mencapai 0,49 persen sehingga inflasi setahunan (indeks harga konsumen Agustus 2007 dibandingkan Agustus 2006) mencapai 6,2 persen.

Selain menggerus nilai aset masyarakat, kenaikan inflasi juga berpotensi membuat suku bunga menjadi naik. (dot/faj)

No comments: