Monday, November 19, 2007

berkat ReZeki Minyak


Negara Teluk Membeli Pesawat seperti Membeli Mobil dan TV

Tentu warga di Timur Tengah tidak perlu waswas soal kematian akibat kecelakaan pesawat. Bayangkan, semua pesawat modern telah dibeli dan masih banyak lagi pesanan baru.

Dengan rezeki berlimpah ruah dari minyak, negara-negara Teluk praktis tak melirik sedikit pun pesawat bekas yang kadang merenggut nyawa, sebagaimana terjadi di Indonesia. Membeli pesawat besar dan lebih baik, bagi mereka tak ubahnya seperti membeli mobil atau TV baru.

Minyak membuat mereka seperti memiliki uang berlimpah, yang juga mendorong industri pariwisata, jasa, dan lainnya.

Emirates, maskapai terbesar Timur Tengah yang berbasis di Dubai, membeli pesawat baru. "Dubai harus mempertahankan posisi sebagai pusat bisnis, turisme, dan jalur udara dalam skala global," kata Ketua dan CEO Emirates Sheikh Ahmed bin Saeed al-Maktoum, Minggu (11/11).

Ia mengatakan itu di tengah Pameran Dirgantara Dubai, yang berlangsung lima hari sejak hari Minggu lalu.

Emirates memesan 70 buah pesawat jenis A350 XWB di samping pesanan tambahan atas 11 buah pesawat jenis A380, semuanya buatan Airbus dengan nilai 20,2 miliar dollar AS. Pesanan mungkin ditingkatkan menjadi 31,7 miliar dollar AS untuk pembelian 50 buah pesawat jenis A350s. Emirates juga memesan 12 buah Boeing 777 senilai 3,2 miliar dollar AS.

"Istana terbang"

Pesaing Emirates, Qatar Airways, membeli 142 pesawat, di antaranya 30 buah Boeing 787 Dreamliners. Oman Air memesan lima buah A330, tiga buah A330-300s, dan dua buah A330-200s.

Berdasarkan data International Air Transport Association (IATA), Timur Tengah mencapai rekor tertinggi di dunia soal pertumbuhan penumpang pesawat naik yang 18,7 persen pada semester I- 2007. Ke depan, akan ada pesanan baru dari Timur Tengah senilai 190 miliar dollar AS.

Pangeran dari Arab Saudi Alwaleed bin Talal juga memesan Airbus A380, yang akan dijadikan sebagai Istana Terbang. "Ini adalah jenis pesanan pertama untuk kategori tersebut," kata David Velupillai, juru bicara Airbus. Pangeran ini merupakan salah satu pemegang saham terbesar Citigroup Inc.

Pangeran Bin Talal sudah punya pesawat pribadi dari jenis Boeing 747-400. "Pemesanan itu seperti membeli mobil atau televisi baru saja rasanya," kata Velupillai. "Mereka ingin yang lebih besar dan lebih baik."

Iri? Siapa suruh menggadaikan minyak ke orang lain, ketimbang dikuasai Pertamina?

(REUTERS/Ap/AFP/MON)

No comments: