Monday, November 19, 2007

KILAS EKONOMI


Perluasan Ekspor Produk Spa Terhambat

Perluasan ekspor produk spa di Indonesia terhalang minimnya pengolahan, izin, dan kontinuitas produksi. Padahal, permintaan pasar dunia terhadap produk itu terus meningkat. Kepala Subbagian Evaluasi Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Zulfikar Mark di Jakarta, Minggu (11/11), mengemukakan, sebagian produk spa yang diekspor masih berupa produk dasar, di antaranya lulur, minyak pemijatan (massage oil), dan aromaterapi. Sebagian produsen juga belum memiliki izin dan kepastian jumlah produksi. "Padahal, pasar ekspor membutuhkan kepastian kualitas produk," kata Zulfikar. Tahun ini, pemerintah menargetkan kenaikan produk ekspor spa, herbs, dan natural kosmetik sebesar 14-20 persen dibandingkan tahun 2006 lalu yang sebesar 165,2 juta dollar AS. (lkt)

Standar Waralaba Tak Halangi Pengusaha

Rumitnya peraturan waralaba internasional tidak menghalangi pewaralaba Indonesia menerobos pasar internasional. Ketatnya peraturan justru menjadi tantangan pengusaha untuk makin mengembangkan bisnis waralaba mereka. Pewaralaba sekaligus Chief Executive Officer (CEO) The Auto Bridal Henry Indraguna mengungkapkan, standar peraturan waralaba internasional jauh lebih ketat daripada peraturan waralaba Indonesia. (A01)

PT Petrokimia Gresik Beralih ke Batu Bara

Mulai tahun 2008, PT Petrokimia Gresik beralih dari pemakaian bahan bakar minyak ke batu bara untuk pembangkit listrik. Proyek konversi energi yang ditargetkan selesai pada 2010 itu akan menghasilkan listrik 25 megawatt untuk keperluan industri. Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Arifin Tasrif di Jakarta, Minggu (11/11), mengemukakan, "Proyek konversi energi ke batu bara itu bisa menghemat (bahan bakar) sampai ratusan miliar rupiah," kata Arifin. (ANTARA/LKT)

No comments: