Monday, November 26, 2007

Bukan Sekadar Goyang Bollywood

Investor dari India giat menanamkan modal di Indonesia

Indonesia rupanya memiliki potensi pasar yang gurih buat investor asal India. Jadi, jangan heran kalau para pengusaha dari sana berbondong-bondong menanamkan investasi mereka di Indonesia

Apa yang muncul di benak Anda kalau mendengar kata India? Bisa jadi, yang langsung terbayang adalah film-film produksi Bollywood, lengkap dengan tarian dan nyanyian mereka. Film-film produksi tanah India tersebut memang banyak peminatnya di Indonesia. Jangan heran kalau artis India macam Shahrukh Khan dan Aishwarya Rai punya banyak penggemar di Indonesia. Tapi, India bukan hanya jago bikin film, lo. Pengusahanya pun piawai berbisnis.

Jadi, wajar kalau pertumbuhan ekonomi di India belakangan semakin moncer saja. Bila dirata-rata, saat ini pertumbuhan ekonomi India bisa mencapai 7% setahun. Bahkan, pertumbuhan GDPIndia di tahun 2006 mencapai 9,4%. Bandingkan dengan angka pertumbuhan India di tahun 1970-an yang hanya mencapai rata-rata 3% per tahun.

Pertumbuhan ekonomi yang mak nyus ini membuat banyak negara tertarik menjalin kerjasama dengan India, terutama kerjasama di bidang ekonomi. Para pengusaha dari India sendiri juga terus memperbesar pasarnya di luar negeri, terutama dengan negara-negara di Asia Tenggara.

Dus, volume perdagangan antara India dengan negara-negara di Asia Tenggara juga meningkat. Pada tahun 2005-2006, volume perdagangan India dengan negara Asia Tenggara mencapai lebih dari US$ 21 miliar. Padahal, di tahun 2002-2003, volume perdagangan India dengan Asia Tenggara hanya sekitar US$ 9,7 miliar.

Investasi meningkat

India juga bukan hanya meningkatkan ekspor. Para investor asal Negeri Taj Mahal itu juga kian getol berinvestasi langsung (foreign direct investment) di negara lain, salah satunya Indonesia.

Indonesia memang tergolong pasar yang menggiurkan buat India. Navrekha Sharma, Duta Besar India untuk Indonesia, beberapa waktu yang lalu mengungkapkan, minat investor India untuk berinvestasi di Indonesia terbilang tinggi. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 220 jiwa, ternyata merupakan potensi gede. Saat ini, menurut catatan sang Dubes, India merupakan satu dari lima negara yang memiliki investasi besar di Indonesia.

Volume perdagangan Indonesia dengan India terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005-2006, volume perdagangan kedua negara tercatat mencapai US$ 4,3 miliar, atau tumbuh 11% dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu sebesar US$ 3,9 miliar.Jumlah foreign direct investment dari India ke Indonesia pun tidak main-main. "Nilai investasi India yang telah masuk ke Indonesia mencapai lebih dari US$ 1,5 miliar," ujar Sharma, sebagaimana dikutip Antara.

Total ada sekitar 89 perusahaan dari India yang saat ini berinvestasi secara langsung di Indonesia, baik yang pengusaha perseorangan maupun dalam bentuk konsorsium. Industri yang dimasuki antara lain perbankan, otomotif, dan juga sumber daya dan energi.

Sektor perbankan, misalnya. Bulan Agustus 2007, State Bank of India menyatakan telah mengakuisisi 76% saham Bank Indomonex. Tak lama setelah itu, Bank of India juga mengumumkan telah mengakuisisi 76% saham Bank Swadesi. Nilai akuisisi tersebut mencapai US$ 25 juta.

Di industri otomotif, dua perusahaan otomotif terbesar asal India -- yaitu Bajaj dan TVS -- sudah masuk di Indonesia. Bahkan TVS sudah membangun pabrik di Karawang dengan investasi US$ 45 juta. Menurut B.L.P. Simha, Presiden Direktur TVS Motor Company Indonesia, kapasitas produksi pabrik mencapai 300.000 unit setahun. "Utilisasinya 40% dari kapasitas produksi di tahun pertama," ujarnya.

Nah, berita bisnis yang terbaru, salah satu produsen aluminium asal India menyatakan minatnya untuk berproduksi di Indonesia. National Aluminium Company (Nalco) rencananya bakal menanamkan dana US$ 3 miliar di Sumatra Selatan. Dana itu bakal digunakan untuk membangun pa-brik pengolahan atawa smelter yang mampu menyerap ingot, bahan baku aluminium, sebanyak 500.000 ton per tahun.Sebelum Nalco, Tata Power, perusahaan energi raksasa asal India, juga telah masuk ke Indonesia dengan menguasai 30% saham Kaltim Prima Coal (KPC), Arutmin Indonesia, dan Indocoal dengan nilai US$ 1,3 miliar.

Ke depan, menurut Sharma, India juga tertarik menanamkan modalnya di sektor perkeretaapian dan juga infrastruktur.Wah, semakin hot saja goyangan pebisnis India di Indonesia.

No comments: