Monday, December 10, 2007

sumber daya


Kualitas SDM Indonesia Masih Terpuruk


Mataram, Kompas - Kualitas sumber daya manusia Indonesia masih terpuruk jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, bahkan di bawah Vietnam yang baru stabil kondisi politik dalam negerinya beberapa tahun terakhir ini setelah dilanda perang saudara.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief dalam acara Silaturahim dan Muzakarah Ulama se-Pulau Lombok di Selong, Ibu Kota Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Minggu (9/12).

Saat itu, Lalu Mara Satria Wangsa juga menyerahkan lima unit komputer, bantuan khusus dari Menko Kesra Aburizal Bakrie, kepada Pemkab Lombok Timur yang diterima Ali bin Dahlan, Bupati Lombok Timur.

Rendahnya mutu SDM, ujar Sugiri, membuat bangsa Indonesia kalah bersaing di mancanegara, apalagi dalam berkompetisi itu diperlukan penguasaan teknologi dan informasi yang ternyata juga tidak dimiliki oleh sebagian besar rakyat Indonesia.

Realitas itu juga disampaikan Pemimpin Redaksi Harian Kompas Suryopratomo dalam sambutannya. Pada SEA Games di Thailand kali ini, kata Suryopratomo, Indonesia baru pada hari ketujuh meraih emas.

Padahal, pada Asian Games tahun 1962, Indonesia selain sebagai tuan rumah juga menduduki urutan ketiga peraih medali terbanyak dalam pesta olahraga antarbangsa Asia itu.

Terpuruknya SDM Indonesia terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang meliputi tingkat pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Merujuk data ESCAP Population Data Sheet tahun 2006, Sugiri mengatakan, sebanyak 35,29 persen rakyat Indonesia tidak tamat sekolah dasar, 34,22 persen tamat SD, dan hanya 13 persen yang tamat SLTP.

Data itu menempatkan IPM Indonesia pada urutan ketujuh dari 11 negara Asia Tenggara, atau rangking 108 dari 177 negara. Vietnam yang baru terbebas dari pergolakan di dalam negeri, IPM-nya peringkat kelima di Asean atau ke-108 dunia.

Rendahnya tingkat kesehatan bangsa Indonesia terlihat dari tingginya angka kematian ibu melahirkan, 307 dari 100.000 Kelahiran hidup (KH), sedangkan negara tetangga Singapura 25 per 100.000 KH. (RUL)

No comments: