Saturday, December 1, 2007

Pertamina Siap Alihkan Premium ke Pertamax


Harga BBM Industri dan Nonsubsidi Naik

Jakarta, kompas - PT Pertamina menyatakan siap menambah produksi maupun impor Pertamax untuk mendukung pembatasan pemakaian premium yang akan dilakukan pemerintah tahun depan. Target awal adalah mengubah seluruh stasiun pengisian bahan bakar untuk umum di sepanjang jalan tol Jakarta-Bandung.

Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina Achmad Faisal, Jumat (30/11), mengatakan, pihaknya sudah diminta pemerintah untuk menyiapkan pengalihan konsumsi premium kendaraan pribadi.

"Kami sudah katakan bisa asalkan diberi waktu yang cukup. Kalau waktunya sebulan ya cukup," kata Faisal.

Mengantisipasi melonjaknya beban subsidi akibat harga minyak dunia yang terus naik, pemerintah berencana membatasi pemakaian premium.

Menurut Faisal, secara teknis pembatasan premium subsidi dimungkinkan. "Bisa difokuskan pada daerah yang konsumsinya tinggi, misalnya di jalan-jalan utama di Jakarta, bebas premium sama sekali. Mau tidak mau kendaraan harus pakai Pertamax," ujar Faisal.

Pembatasan serupa juga dilakukan untuk SPBU yang berada di sepanjang jalan tol Jakarta- Bandung. "Rencananya, semua SPBU diisi dengan Pertamax," imbuh Faisal.

Kepala Divisi Ritel BBM Pertamina Djaelani Sutomo mengatakan, saat ini konsumsi nasional Pertamax dan Pertamax Plus baru sekitar 0,5 juta kiloliter per tahun.

Jumlah itu jauh di atas rata- rata pemakaian premium yang mencapai 17 juta KL per tahun. Ia mengatakan, jika pemerintah ingin menambah pemakaian Pertamax, Pertamina perlu menambah impor high octane mogas component, bahan baku Pertamax.

Komite Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas Adi Subagyo mengatakan, pemerintah juga bisa menggunakan mekanisme pengaturan dengan kartu. "Kartu itu dipasang di kendaraan umum. Setiap kali mereka mengisi di SPBU, otomatis jatah BBM yang bisa dipakai berkurang. Kalau pemakaiannya melebihi jatah, ya mereka harus beli BBM nonsubsidi," ujar Adi.

Setelah sebelumnya telah dinaikkan pada 15 November, Pertamina kembali menaikkan harga Pertamax dan Pertamax Plus per 1 Desember 2007.

Di Unit Pemasaran III yang mencakup DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, harga Pertamax naik dari Rp 6.950 per liter menjadi Rp 7.500 per liter. Sedangkan Pertamax Plus naik dari Rp 7.150 per liter jadi Rp 7.850 per liter.

Harga BBM industri yang sekarang disesuaikan per dua minggu juga naik. Dibandingkan harga pada 15 November, minyak solar transportasi naik 5,3 persen, minyak solar industri naik 5,4 persen, minyak diesel naik 4 persen, dan minyak bakar 1,4 persen.

Sedangkan harga premium dan minyak tanah yang pada 15 November tidak naik, melonjak cukup tinggi. Harga premium naik 16,6 persen, sedangkan minyak tanah 21,7 persen.

Di wilayah I, misalnya, harga premium naik dari Rp 6.389 per liter menjadi Rp 7.450 per liter. Sedangkan, harga minyak tanah naik dari Rp 6.860 per liter menjadi Rp 8.347 per liter.

Harga minyak di pasar internasional kemarin, untuk pertama kalinya dalam sebulan terakhir, melorot ke bawah 90 dollar AS per barrel.

Harga minyak jenis light sweet untuk pengiriman Januari turun 1,55 dollar AS per barrel menjadi 89,46 dollar AS per barrel. Sementara minyak jenis Brent, turun 1,78 dollar AS menjadi 88,44 dollar AS per barrel. (DOT)

No comments: