Wednesday, January 30, 2008

Cadangan Devisa Diprediksi Lampaui 70 Miliar Dollar AS Akhir 2008


Selasa, 29 januari 2008 | 02:33 WIB

Jakarta, Kompas - Bank Indonesia memperkirakan cadangan devisa pada akhir tahun 2008 akan melampaui angka 70 miliar dollar AS. Pada akhir 2007, cadangan devisa sudah mencapai angka 56,9 miliar dollar AS.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah, saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR, Senin (28/1) di Jakarta, mengatakan, lonjakan cadangan devisa terjadi karena Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan akan mencatat surplus besar tahun 2008.

Secara keseluruhan, NPI tahun ini diperkirakan surplus 15,6 miliar dollar AS. Dengan cadangan devisa yang cukup besar, BI memperkirakan nilai tukar rupiah akan stabil dengan tingkat volatilitas yang rendah. Seperti diketahui, cadangan devisa yang disimpan dalam bentuk dollar AS sering digunakan BI untuk melakukan intervensi jika rupiah melemah terhadap dollar AS.

Semakin besar cadangan devisa, kemampuan BI melakukan intervensi di pasar uang akan semakin besar. Kemampuan intervensi yang tinggi amat diperlukan mengingat di Indonesia banyak terdapat dana-dana jangka pendek milik asing di pasar modal dan instrumen keuangan atau yang biasa disebut hot money.

Jika hot money keluar bersama-sama secara mendadak (sudden reversal), rupiah akan terpuruk tajam jika BI tidak memiliki kemampuan melakukan intervensi. Saat ini, Hot money diperkirakan mencapai 20 miliar dollar AS.

Ekonom BNI Tony Prasetiantono menjelaskan, jika cadangan devisa sudah mencapai 60 miliar dollar AS, sebenarnya cukup moderat untuk dikatakan aman.

Menurut dia, cadangan devisa bisa dikatakan aman jika bisa digunakan untuk impor dan bayar utang luar negeri selama empat bulan.

Impor Indonesia saat ini sekitar 6 miliar dollar AS per bulan atau 24 miliar dollar AS per 4 bulan. ”Jika cadangan devisa 60 miliar dollar AS berarti masih ada 36 miliar dollar AS untuk bayar utang dan mengimbangi kemungkinan terjadinya sudden reversal. Tapi prinsipnya, semakin besar cadangan devisa, maka semakin baik,” katanya.

Iklim investasi

BI memperkirakan transaksi modal dan keuangan Indonesia tahun 2008 bakal mencatat surplus signifikan sebesar 6,3 miliar dollar AS.

Tahun 2007, surplus transaksi modal dan keuangan Indonesia diperkirakan lebih tinggi dibandingkan 2007 yang diperkirakan sebesar 5,6 miliar dollar AS.

Kepala Biro Direktorat Perencanaan Strategis dan Humas BI Filianingsih Hendarta menjelaskan, iklim investasi yang diperkirakan terus membaik diharapkan memperbaiki komposisi arus masuk modal asing ke arah lebih berjangka panjang.

Transaksi modal dan keuangan meliputi hibah yang diterima Indonesia dari luar negeri, investasi asing langsung, investasi portofolio asing yang ditempatkan di Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia, saham, obligasi korporasi, utang yang berasal dari luar negeri, serta pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Selain kestabilan makroekonomi seperti nilai tukar dan inflasi, selisih antara suku bunga domestik dan luar negeri merupakan faktor penting yang memengaruhi minat investor asing menanam uangnya di Indonesia.

Transaksi berjalan tahun ini diperkirakan mencatat surplus 9,3 miliar dollar AS. Surplus itu di antaranya didorong oleh kenaikan harga dan produksi minyak dunia. (FAJ)

No comments: