Wednesday, January 9, 2008

RI Masih Prospektif Jadi Tujuan Investasi


Jakarta, Kompas - Indonesia masih tetap merupakan negara yang menarik untuk lokasi investasi industri pulp dan kertas. Potensi pasokan bahan baku dari hutan tanaman industri yang ditargetkan mencapai 5 juta hektar pada tahun 2009 merupakan daya tarik utama bagi investor.

"Daur tebang hutan tanaman bahan baku pulp di Indonesia hanya tujuh tahun sehingga produk berdaya saing tinggi. Namun, keunggulan komparatif ini harus diimbangi dengan kepastian hukum agar minat investor membangun hutan tanaman dan industri pulp bisa segera terealisasi," kata Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Mohammad Mansur di Jakarta, Senin (7/1).

Saat ini, ada 14 pabrik pulp dengan kapasitas produksi 6,7 juta ton dan 79 pabrik kertas berkapasitas produksi 10,3 juta ton per tahun.

Berdasarkan data Departemen Perindustrian, realisasi produksi pulp tahun lalu sebanyak 5,8 juta ton, sedangkan kertas 8,2 juta ton.

Investasi industri pulp dan kertas nasional saat ini mencapai 16 miliar dollar AS atau 58 persen dari 27,7 miliar dollar AS total nilai industri sektor kehutanan.

Mansur mengatakan, pesaing terdekat Indonesia saat ini adalah Vietnam. Kemudahan birokrasi dan pelayanan yang cepat mendorong investor industri pulp dan kertas mulai melirik ke sana.

Investor mempertimbangkan lokasi Vietnam yang strategis karena berdekatan dengan China sehingga berminat membangun industri pulp. Pertumbuhan ekonomi China yang tinggi memicu meningkatnya impor pulp untuk bahan baku kertas.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi mengatakan, tantangan pemerintah saat ini menyelesaikan kasus dugaan pembalakan liar yang melibatkan dua perusahaan, yakni PT Indah Kiat Pulp and Paper dan PT Riau Andalan Pulp and Paper.

"Kedua industri ini memproduksi hampir 65 persen pulp nasional sehingga menjadi cermin bagi kepastian hukum investasi di Indonesia," kata Elfian. (ham)

No comments: