Sunday, January 6, 2008

Target Inflasi Ditetapkan


Forum Koordinasi Pengendali Inflasi Dibentuk

Jakarta, Kompas - Untuk menjaga ekspektasi masyarakat agar tetap percaya pada pemerintah dan Bank Indonesia, sasaran laju inflasi untuk tiga tahun ke depan telah ditetapkan. Sasaran inflasi itu dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1 Tahun 2008 tentang Sasaran Inflasi 2008, 2009, dan 2010.

Sasaran laju inflasi tahun 2008 adalah 5 persen plus minus 1, inflasi 2009 ditarget 4,5 persen plus minus 1, dan di 2010 ditetapkan 4 persen plus minus 1.

Pengumuman itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati seusai Rapat Koordinasi Evaluasi Ekonomi Makro, yang dipimpin Menko Perekonomian Boediono, Kamis (3/1) di Jakarta.

Rapat tersebut dihadiri Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perhubungan Jusman Syafeii Djamal, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, serta Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan.

Untuk menjaga agar inflasi berada di level aman, rapat juga memutuskan membentuk Forum Koordinasi Pengendali Inflasi. Forum tersebut diharapkan dapat menjaga tekanan terhadap harga barang, baik dari sisi pasokan maupun moneter.

"Target inflasi tahun 2008 yang ditetapkan 5 persen plus minus 1 sudah setara dengan target APBN, yakni 6 persen. Sasaran itu akan menjadi rujukan bagi Bank Indonesia dalam melaksanakan kebijakan moneter. Nanti, pemerintah dan BI akan menentukan mekanismenya," ujar Sri Mulyani.

Logika vs psikologis

Gubernur BI Burhanuddin Abdullah menambahkan, target inflasi yang ditetapkan konsisten dengan berbagai indikator yang terkait, seperti kinerja perbankan dan nilai tukar.

Sementara, pembentukan Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi dilakukan mengingat penyebab inflasi tidak hanya didorong oleh kebijakan moneter tetapi juga disebabkan kebijakan produksi dan distribusi.

Forum ini diketuai Menko Perekonomian dengan anggota tetap Gubernur BI, Menkeu, dan Menperdag. Sementara BPS tetap memegang kewenangan untuk mencatat perkembangan inflasi.

Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, faktor ekspektasi inflasi bisa terjadi karena berbagai sebab, misalnya, karena masyarakat percaya tidak ada stok beras di pasar.

Hal itu perlu dicermati serius karena di setiap tingkatan rantai distribusi sangat terpengaruh oleh ekspektasi inflasi itu, mulai dari distributor hingga pengecer.

"Dalam hal ini yang bermain adalah efek psikologis, sementara logika permintaan dan penawaran sudah tidak berlaku lagi," ujar Rusman.

Menko Perekonomian Boediono mengatakan, penetapan sasaran inflasi itu merupakan total komitmen dari semua pihak di pemerintah, termasuk BI.

Di dalamnya, lanjut Boediono, sudah termasuk semua tim yang sudah dibentuk untuk mengamankan pasokan dan arus barang. (OIN/FAJ/DOT)

No comments: