Jakarta, kompas - Kebutuhan bahan bakar minyak PT Perusahaan Listrik Negara tahun ini bakal bertambah 1,1 juta kiloliter dari perkiraan 8,5 juta kiloliter. Penambahan itu terkait dengan program penyewaan genset untuk mengatasi krisis kelistrikan di berbagai daerah dalam jangka pendek.
Deputi Direktur Energi Primer PT PLN Tony Agus Mulyantono, Kamis (24/5) di Jakarta, mengemukakan, tambahan itu diproyeksikan bisa mencukupi defisit listrik sebesar 400 megawatt (MW) di berbagai daerah.
Saat ini proses lelang pengadaan genset sedang berjalan di daerah-daerah yang mengalami krisis. Genset disiapkan untuk menyokong pembangkit-pembangkit skala besar (65-75 MW), menengah (20-40 MW), dan kecil (kurang dari 10 MW).
Pembangkit tersebut ada yang akan selesai pada Juli dan Desember 2007 maupun Maret 2008. Total BBM yang diperlukan untuk menyokong kebutuhan penambahan itu mencapai 95.000 kiloliter (kl) per bulan.
Pemakaian BBM PLN pada triwulan I-2007 sebesar 2,38 juta kl. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan angka pemakaian tahun 2006 sebanyak 2,33 juta kl dan tahun 2005 sebanyak 2,39 juta kl.
Tony mengakui, seharusnya pemakaian BBM bisa ditekan lagi dengan masuknya sejumlah pembangkit baru. "Tetapi karena banyak gangguan pembangkit dan gangguan cuaca, pemakaiannya lebih kurang sama dengan tahun- tahun sebelumnya," ujarnya.
PLN mengupayakan menggunakan BBM jenis minyak bakar yang harganya hanya setengah dari solar. Namun, itu tergantung dari jenis mesin pembangkit yang digunakan. Mesin di bawah 1 MW umumnya menggunakan solar.
Penambahan BBM akan menaikkan biaya bahan bakar PLN yang tahun ini diproyeksikan sebesar Rp 35 triliun.
Untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2007, pemerintah telah menyiapkan tiga opsi subsidi listrik untuk PLN yang jumlahnya berkisar Rp 28 triliun-Rp 32 triliun.
No comments:
Post a Comment