Tuesday, February 5, 2008

Di Mana-mana Harga Bahan Pokok Melambung
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO / Kompas Images
Jaka (20) menata dagangan minyak goreng curah di salah satu kios sembako di Pasar Ciroyo, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/1) malam. Harga minyak goreng curah di kios ini mengalami kenaikan dari harga Rp 8000 per kilogram menjadi Rp 10.400 per kilogram.
Selasa, 22 januari 2008 | 04:12 WIB

Jakarta, Kompas - Dalam sebulan terakhir harga komoditas bahan kebutuhan pokok di sejumlah provinsi terus melambung. Kenaikan harga terutama terjadi pada telur, minyak goreng, dan terigu. Pemerintah provinsi tidak bisa berbuat banyak karena kenaikan harga menyangkut kebijakan nasional.

Di Pasar Kranggan dan Pasar Beringharjo, Yogyakarta, tepung terigu yang semula Rp 6.000 per kilogram (kg) kini mencapai Rp 6.750 per kg. Harga telur pun naik Rp 1.000 dari harga sebelumnya Rp 9.500 per kg. Untuk minyak goreng curah, harga sebelumnya yang Rp 162.000 per kaleng ukuran 17 kg kini menjadi Rp 167.000.

Jika terigu dibanderol dengan harga Rp 6.300 per kg, di Beringharjo kini mencapai Rp 7.000. Kenaikan harga terigu disusul dengan naiknya harga bahan pangan dengan berbahan dasar terigu seperti mi instan. Jika satu dus sebelumnya dihargai Rp 30.000, sekarang dijual Rp 40.000. Demikian juga dengan kuetiau saat ini harganya Rp 3.000 per pak atau naik Rp 500 dari Rp 2.500.

Menurut Yadi (45), penjual bahan kebutuhan pokok di Pasar Beringharjo, kenaikan harga sudah berlangsung sejak awal Januari. Meski harga naik, para pedagang mengaku stok sembako mereka memadai. "Harga cenderung naik terus tiap pekan. Kami tidak semena-mena menaikkan harga karena harga kulakan memang naik," kata Ndaruwati dari Toko Lestari, agen penyalur terigu dan minyak goreng di Bantul.

Sangat terbebani

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel Subarjo di Banjarmasin, Senin (21/1), menyatakan, masyarakat sangat terbebani. "Saya sudah menyampaikan permintaan ini beberapa hari lalu kepada pejabat terkait di departemen perdagangan," katanya tentang harga minyak goreng curah eceran yang melonjak Rp 11.500-Rp 12.000 per liter dari harga sebelumnya Rp 11.000.

Subarjo meminta agar pemerintah menyediakan minyak goreng bersubsidi minimal 150.000 liter, sebagaimana disalurkan pada akhir 2007. Saat itu bantuan ditujukan untuk 75.000 keluarga miskin yang masing-masing menerima 2 liter dengan subsidi Rp 2.500.

"Sekarang penyaluran minyak bersubsidi itu jadi sangat diperlukan karena hampir semua harga barang kebutuhan sehari-hari naik," kata Subarjo.

Beberapa pedagang gorengan di Banjarmasin mengaku, selain dampak kenaikan harga bahan pokok, keuntungan mereka juga turun karena kesulitan mendapatkan minyak tanah yang harganya mencapai Rp 4.000-Rp 5.000 per liter.

Berbagai provinsi

Kenaikan harga bahan kebutuhan pokok nyaris serentak terjadi di Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Banten, dan DKI Jakarta.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil, Menengah, dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Ernawan Natasaputra mengatakan, kenaikan harga minyak goreng yang tertinggi, disusul kenaikan harga terigu dan kedelai, turut memusingkan pedagang.

Menurut Ny Ani (39), pedagang di Pasar Kosambi, Bandung, jika harga terus naik, pedagang tidak akan bisa memenuhi pasokan barang. Dengan pembeli yang makin turun, kenaikan harga jadi beban berat pedagang. "Jumlah pembeli turun 50 persen, bahkan kerugian saya hingga 100 persen. Pedagang banyak yang nombok karena modal dan penghasilan tak seimbang," kata Ny Ani.

Ia menambahkan, harga minyak goreng bukan kemasan naik jadi Rp 10.500 dari Rp 8.000 per kg, sedangkan minyak goreng kemasan kelas satu Rp 12.500 per liter, naik dari sebelumnya Rp 10.000 per liter. Minyak goreng kemasan kelas dua naik dari Rp 9.000 jadi Rp 11.500 per liter.

Hal yang sama dikatakan Ny Anda (50), pedagang di Pasar Cihaurgeulis, Bandung. Ia terpaksa menurunkan permintaan barang kepada agen karena harga-harga semakin tak terjangkau lagi dengan modal yang ada. "Bila harga makin tinggi, lebih baik berhenti sementara," ujarnya.

Di Pasar Wonokromo, Surabaya, harga minyak goreng curah dijual Rp 10.000-Rp 10.500 per kg, naik dari harga dua minggu lalu Rp 8.500. Harga gula pasir Rp 6.000-Rp 6.500 per kg, atau naik Rp 200 dari harga seminggu sebelumnya.

Ali (38), penjual kelontong di Pasar Wonokromo, mengatakan, kenaikan harga bukan karena pasokan berkurang, melainkan karena permainan distributor. Harga ayam potong empat hari lalu masih Rp 12.500-Rp 13.000 per kg, saat ini dijual Rp 15.000.

Kenaikan tertinggi dicatat oleh harga cabai merah besar yang mencapai Rp 12.000 per kg dan cabai merah kecil Rp 20.000 per kg. Harga itu naik 30 persen dari harga seminggu sebelumnya. Adapun bawang merah dari Rp 8.000 per kg naik jadi Rp 10.000 per kg dalam dua hari terakhir.

Seger (48), pedagang sayuran di Pasar Wonokromo, menambahkan, kenaikan harga cabai dan bawang merah disebabkan oleh kegagalan panen dan panen tak serentak di sentra produksi di Probolinggo dan Kediri.

Hingga Rp 17.000 per kg

Di Kabupaten dan Kota Serang, Banten, kenaikan harga minyak goreng curah hingga di atas Rp 17.000 per kg. Para pemilik warung terpaksa menaikkan harga karena takut tidak bisa lagi kulakan minyak goreng.

Kasmin, pemilik warung kelontong di Desa Margaluyu, Kasemen, Kota Serang, menjual minyak goreng curah bungkusan berisi seperempat liter seharga Rp 3.800 per bungkus. Sejumlah warung di Ciomas, Serang, menjual minyak goreng Rp 17.500-Rp 18.000 per kg. Di Pasar Induk Rau, Serang, pedagang menjual minyak goreng Rp 9.600-Rp 9.700 per liter, atau setara dengan Rp 12.000-Rp 12.125 per kg. Padahal, harga di tingkat distributor masih Rp 9.500-Rp 9.600 per kg.

Di Sumatera Utara dan Sumatera Barat kenaikan harga terjadi hampir di semua jenis bahan makanan yang berkomponen bahan impor, seperti minyak goreng, tepung terigu, dan mentega.

Di Pasar Ulak Karang, Padang, harga eceran minyak goreng Rp 10.000 per kilogram, bahkan di Medan dan Bandar Lampung Rp 10.500. "Setiap kali mengambil minyak goreng dari agen, harganya pasti naik. Kenaikan sekitar Rp 100 per kg dan tak pernah turun," kata Linda, pedagang di Pasar Ulak Karang. (A06/A02/A11/PRA/ENY/MHF/AYS/BEN/SEM/KOR/FER/WSI/HLN/ITA/ART/CHE/FUL/BEE/A13/POL/NTA/ COK/ARN/RTS/MAS/DAY/HAM)

No comments: