Kamis, 3 Januari 2008 - 12:59 wib
Dalam mendesain packaging, fungsi juga merupakan salah satu pertimbangan utama yang menentukan bentuk yang spesifik dari kemasan produk. Fungsi packaging seringkali juga dapat dijadikan Unique Selling Point, karena berpengaruh langsung terhadap pemakaian produk. Misalnya seperti tutup yang lebih mudah dibuka, botol yang lebih enak digenggam, dan lain sebagainya.
Walaupun demikian, tidak semua produk yang melakukan inovasi desain packaging produk mengomunikasikannya sebagai USP. Contohnya adalah desain botol sebuah merek minyak goreng yang bentuknya mengambil format angka 8, sehingga di daerah leher tekukannya sebenarnya lebih mudah untuk digenggam. Desain tersebut tidak pernah dikomunikasikan sebagai USP.
Jika desain perwajahan produk lebih berpengaruh secara emosional kepada konsumen, maka fungsi lebih berpengaruh secara rasional. Kesalahan dalam mendesain fungsi packaging dapat berakibat konsumen enggan untuk membeli produk karena mereka merasa kesulitan atau risih untuk menggunakan produk tersebut.
Permasalahan yang menarik, pada saat sebuah desain packaging menuntut agar salah satu aspek dikorbankan, manakah yang harus dijadikan prioritas? dari contoh kasus survei yang pernah kami lakukan terhadap produk shampo kecantikan lokal yang cukup terkenal, di mana produk tersebut memiliki ciri khas dalam desain tutup botol kemasannya, yaitu "koin" yang digrafir logo merek kosmetik tersebut.
Setelah hadir selama belasan tahun dengan desain tersebut, tim produk shampoo tersebut ingin melakukan perubahan terhadap desain tutup botolnya. Intinya adalah perubahan dari tutup model putar menjadi model pop-up yang diperkirakan lebih praktis bagi konsumen. Namun fungsi pop-up tersebut harus mengorbankan "koin" klasik tersebut.
Saat perubahan desain tersebut ditanyakan kepada konsumen melalui survei, ternyata mayoritas konsumen justru menyukai inovasi pada fungsi tutup botol tersebut walaupun harus mengorbankan desain koinnya yang klasik.
Selanjutnya kita berbicara mengenai faktor Informasi produk yang dapat kita ketahui melalui packaging. Secara gamblang, informasi yang dimaksud dapat kita artikan dengan keterangan-keterangan mengenai produk yang tertulis di bidang packaging produk.
Bagi sebagian produk seperti obat-obatan atau makanan, mencantumkan keterangan mengenai kandungan yang terdapat dalam produk adalah suatu keharusan. Namun pernahkah Anda bayangkan, bahwa sebenarnya banyak dari konsumen Anda, terutama kalangan ibu rumah tangga, yang ternyata benar-benar mencoba membaca keterangan tersebut. Kemudian membandingkannya satu dengan yang lain, untuk kemudian mereka memilih produk yang menurut mereka paling banyak mengandung bahan-bahan yang bermanfaat.
Seringkali sebenarnya mereka tidak sepenuhnya mengetahui arti dan fungsi kandungan-kandungan seperti DHA, Omega 3 maupun AA. Namun mereka percaya bahwa bahan tersebut baik untuk dikonsumsi oleh anggota keluarganya. Naluri memberikan manfaat yang lebih itulah yang mendorong mereka untuk memperhatikan keterangan pada packaging produk.
Informasi pada packaging produk juga dapat berupa ilustrasi produk. Ilustrasi produk pada packaging ternyata cukup bermanfaat untuk menuntun konsumen kepada produk kita. Terutama pada kondisi yang crowded, seperti jajaran produk sejenis berbagai merek di dalam rak hipermarket. Mungkin hal ini sepertinya sepele, namun adakalanya ternyata konsumen memerlukan "tanda penuntun" yang lebih jelas dan meyakinkan kepada merek yang diinginkannya.
Kini kita telah mengetahui bahwa fungsi memiliki prioritas yang lebih tinggi pada konsumen dibandingkan dengan faktor estetika semata pada desain packaging produk. Dan bahwa konsumen terutama, ibu rumah tangga, cukup megapresiasi keterangan-keterangan yang tertera dalam packaging, sehingga Anda dapat memanfatkannya untuk mengekspos kelebihan-kelebihan produk Anda.
Inu Machfud R
BMI Research Jakarta
Walaupun demikian, tidak semua produk yang melakukan inovasi desain packaging produk mengomunikasikannya sebagai USP. Contohnya adalah desain botol sebuah merek minyak goreng yang bentuknya mengambil format angka 8, sehingga di daerah leher tekukannya sebenarnya lebih mudah untuk digenggam. Desain tersebut tidak pernah dikomunikasikan sebagai USP.
Jika desain perwajahan produk lebih berpengaruh secara emosional kepada konsumen, maka fungsi lebih berpengaruh secara rasional. Kesalahan dalam mendesain fungsi packaging dapat berakibat konsumen enggan untuk membeli produk karena mereka merasa kesulitan atau risih untuk menggunakan produk tersebut.
Permasalahan yang menarik, pada saat sebuah desain packaging menuntut agar salah satu aspek dikorbankan, manakah yang harus dijadikan prioritas? dari contoh kasus survei yang pernah kami lakukan terhadap produk shampo kecantikan lokal yang cukup terkenal, di mana produk tersebut memiliki ciri khas dalam desain tutup botol kemasannya, yaitu "koin" yang digrafir logo merek kosmetik tersebut.
Setelah hadir selama belasan tahun dengan desain tersebut, tim produk shampoo tersebut ingin melakukan perubahan terhadap desain tutup botolnya. Intinya adalah perubahan dari tutup model putar menjadi model pop-up yang diperkirakan lebih praktis bagi konsumen. Namun fungsi pop-up tersebut harus mengorbankan "koin" klasik tersebut.
Saat perubahan desain tersebut ditanyakan kepada konsumen melalui survei, ternyata mayoritas konsumen justru menyukai inovasi pada fungsi tutup botol tersebut walaupun harus mengorbankan desain koinnya yang klasik.
Selanjutnya kita berbicara mengenai faktor Informasi produk yang dapat kita ketahui melalui packaging. Secara gamblang, informasi yang dimaksud dapat kita artikan dengan keterangan-keterangan mengenai produk yang tertulis di bidang packaging produk.
Bagi sebagian produk seperti obat-obatan atau makanan, mencantumkan keterangan mengenai kandungan yang terdapat dalam produk adalah suatu keharusan. Namun pernahkah Anda bayangkan, bahwa sebenarnya banyak dari konsumen Anda, terutama kalangan ibu rumah tangga, yang ternyata benar-benar mencoba membaca keterangan tersebut. Kemudian membandingkannya satu dengan yang lain, untuk kemudian mereka memilih produk yang menurut mereka paling banyak mengandung bahan-bahan yang bermanfaat.
Seringkali sebenarnya mereka tidak sepenuhnya mengetahui arti dan fungsi kandungan-kandungan seperti DHA, Omega 3 maupun AA. Namun mereka percaya bahwa bahan tersebut baik untuk dikonsumsi oleh anggota keluarganya. Naluri memberikan manfaat yang lebih itulah yang mendorong mereka untuk memperhatikan keterangan pada packaging produk.
Informasi pada packaging produk juga dapat berupa ilustrasi produk. Ilustrasi produk pada packaging ternyata cukup bermanfaat untuk menuntun konsumen kepada produk kita. Terutama pada kondisi yang crowded, seperti jajaran produk sejenis berbagai merek di dalam rak hipermarket. Mungkin hal ini sepertinya sepele, namun adakalanya ternyata konsumen memerlukan "tanda penuntun" yang lebih jelas dan meyakinkan kepada merek yang diinginkannya.
Kini kita telah mengetahui bahwa fungsi memiliki prioritas yang lebih tinggi pada konsumen dibandingkan dengan faktor estetika semata pada desain packaging produk. Dan bahwa konsumen terutama, ibu rumah tangga, cukup megapresiasi keterangan-keterangan yang tertera dalam packaging, sehingga Anda dapat memanfatkannya untuk mengekspos kelebihan-kelebihan produk Anda.
Inu Machfud R
BMI Research Jakarta
No comments:
Post a Comment