Saturday, February 2, 2008

Utang AS Biang Keladi Kejatuhan Saham Dunia



Rabu, 23 januari 2008 | 04:38 WIB

BRUSSELS, SELASA - Pihak Uni Eropa, Selasa (22/1), menyalahkan besaran utang luar negeri AS sebagai penyebab anjloknya harga-harga saham AS yang juga menggoyang bursa saham dunia. Utang-utang ini disebabkan Pemerintah AS yang menjalankan pengeluaran lebih besar ketimbang penerimaan.

Demikian dikatakan Ketua Komisi Ekonomi dan Moneter UE Joaquin Almunia di Brussels. ”Alasan utama kejatuhan bursa saham yang begitu ekstrem sekarang ini adalah akibat perekonomian AS yang berisiko besar menghadapi resesi. Masalahnya bukan soal resesi global, tetapi resesi perekonomian AS,” kata Almunia.

Ia mengatakan, struktur ekonomi UE relatif lebih baik sehingga resesi AS tidak mengimbas lebih dalam ke negara lain. Risiko yang mungkin muncul hanyalah penurunan ekonomi global, bukan resesi global.

Pada 3 Juli 1999, harian The New York Times sudah mengingatkan utang luar negeri AS yang makin besar. Hal ini dipicu defisit perdagangan dan defisit anggaran pemerintah AS. Akibatnya, AS terpaksa mengutang ke luar negeri.

Pada tahun 1989, misalnya, AS sudah memiliki utang luar negeri sebesar 663,7 miliar dollar AS. Sejak itu utang-utang luar negeri AS terus meningkat. Membesarnya utang LN AS itu terlihat di grafik bawah. Pada grafik terlihat, posisi investasi internasional neto (net international investment position/NIIP) AS. Ini menunjukkan porsi utang yang terus membesar jika dibandingkan dengan produksi domestik bruto (PDB) AS.

NIIP AS makin meningkat ke arah negatif. Ini artinya dana-dana asing yang masuk ke AS lebih besar ketimbang dana-dana AS yang mengalir ke luar AS dalam bentuk investasi. Arti selanjutnya, membesarnya utang LN AS.

Bahaya utang LN AS ini sudah tertanam sejak pemerintahan almarhum mantan Presiden AS Ronald Reagan. Saat itu perekonomian bertumbuh berkat dorongan pengeluaran pemerintah AS, yang ditopang utang LN. Banyak dana dunia yang masuk ke AS, misalnya melalui pembelian T-Bond (obligasi yang diterbitkan Departemen Keuangan AS, Treasury).

Di bawah Presiden George W Bush, utang makin meningkat lagi. Ini dipicu dengan penurunan tingkat pajak korporasi. Defisit perdagangan dan anggaran AS juga meningkat di bawah Bush. Hal ini disebabkan AS kalah bersaing dengan negara lain, termasuk China.

Invasi AS ke Afganistan dan Irak yang tidak disetujui komunitas internasional juga makin meningkatkan pengeluaran Pemerintah AS. ”Ketidakseimbangan telah tercipta selama bertahun-tahun,” kata Almunia seusai bertemu dengan para menteri keuangan UE.

Tak akan meluas

Besarnya utang AS membuat pemodal dunia berpikir kembali untuk melanjutkan penerbitan surat utang AS atau berpikir kembali menanamkan modal di AS. Hal ini disebabkan pemodal dunia menilai daya tahan ekonomi AS sudah melemah, terutama potensinya memberi keuntungan.

Karena itu, investor global makin khawatir dan melepas aset- aset denominasi AS. Namun, hal ini merembet ke kehidupan bursa global.

Apakah ekonomi dunia akan hancur? Uni Eropa menilai resesi dan kejatuhan bursa saham di AS akan bisa dicegah agar tak meluas. Ekonomi UE sedang solid. Hal lain adalah motor ekonomi global tidak berada di tangan AS semata, tetapi sudah meluas dengan bangkitnya perekonomian di berbagai negara.

Wakil Menteri Keuangan Jerman Thomas Mirow mengatakan, UE masih menikmati permintaan tinggi.

Almunia mengatakan, goncangan memang pasti terjadi dan dampaknya terasa di mana-mana. setidaknya hal itu akan berlangsung beberapa saat. Namun, bisnis yang terpengaruh adalah bisnis yang berorientasi pasar AS dan aktivitas yang terkait dengan bursa, yang saling memang terkait secara psikologis.(AP/AFP/REUTERS/MON)

No comments: