Jakarta, Kompas - Laba bersih perbankan nasional tahun 2007 mencatat rekor baru, mencapai Rp 35 triliun, tumbuh 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian itu salah satunya dipicu oleh membaiknya tingkat efisiensi bank.
Berdasarkan data Statistik Perbankan yang dirilis Bank Indonesia (BI), total pendapatan operasional perbankan nasional mencapai Rp 219,65 triliun, meningkat dibandingkan dengan tahun 2006 yang seebsar Rp 212,49 triliun. Di sisi lain, beban operasional perbankan nasional justru menurun dari Rp 184,83 triliun menjadi Rp 184,62 triliun. Ini mencerminkan tingkat efisiensi yang makin baik.
Pengamat perbankan Iman Sugema, Jumat (22/2) di Jakarta, menjelaskan, laba yang cukup besar juga dipicu oleh melonjaknya pendapatan bunga bersih dan membaiknya kredit bermasalah (non performing loan/NPL)
Menurut Iman, pada masa tren penurunan suku bunga seperti sekarang terdapat kecenderungan penurunan suku bunga dana lebih cepat dibandingkan suku bunga kredit. Kondisi ini tidak terlepas dari perilaku bankir yang ingin meraup untung besar.
Selain efisiensi, laba perbankan nasional yang cukup tinggi juga disumbangkan oleh penempatan bank pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Kendati suku bunga SBI cenderung menurun dan mencapai level 8 persen pada akhir 2007, tetapi volumenya cenderung meningkat. Per akhir Desember 2007, posisi SBI mencapai Rp 203,86 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 179 triliun.
Sementara itu, Bank Niaga mencatat laba bersih tahun 2007 sebesar Rp 770 miliar, meningkat 19 persen dibandingkan tahun 2006. Presdir Bank Niaga Hashemi Albakri mengatakan, peningkatan kinerja disebabkan membaiknya iklim investasi.
Peringkat bank
Lembaga pemeringkat efek Fitch Ratings, kemarin, menaikkan peringkat jangka panjang mata uang asing Issuer Default Ratings (IDR) 11 bank di Indonesia dari BB- ke BB. Ke-11 Bank tersebut yaitu Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Danamon, Bank Internasional Indonesia, Bank Niaga, Bank Lippo, Bank Pan Indonesia, NISP, dan UOB Buana.
Lembaga pemeringkat yang berkantor pusat di New York, AS, ini juga menaikkan peringkat jangka panjang mata uang lokal IDR Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank NISP, dan Bank UOB Buana dari BB- ke BB.
Direktur Grup Institusi Keuangan Fitch Tan Lai Peng menyebut, kenaikan itu mengikuti kenaikan peringkat jangka panjang negara Indonesia dari BB- ke BB dan perubahan prospek dari positif ke stabil. (REI/FAJ)
No comments:
Post a Comment