Di tengah kegetiran banyak pihak yang menilai sektor industri tengah mengalami deindustrialisasi, muncul secercah harapan. Masih ada sektor industri yang bertumbuh. Bahkan masih ada investasi dan gairah investor untuk mengembangkan industrinya.
Kinerja usaha patungan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) merupakan salah satunya. Perusahaan patungan Indonesia-Jepang di sektor otomotif ini, rencananya pada 5 Februari 2008 melakukan ekspor perdana ke Jepang.
Apabila rencana itu menjadi kenyataan, kendaraan niaga, sejenis Gran Max di pasar Indonesia, adalah kendaraan pertama dalam sejarah Republik Indonesia yang berhasil memasuki pasar Jepang dalam keadaan utuh.
Menariknya lagi, ekspor otomotif itu bukan dilakukan secara sporadis, tetapi berkala setiap bulannya.
Menjadi jawaban
Realitas itu seolah menjadi jawaban bahwa Indonesia kini tak lagi sekadar menjadi pasar bagi industri otomotif dunia atau industri tukang jahit semata. Akan tetapi, Indonesia telah mampu membangun secara utuh industri nasionalnya. Bahkan, Indonesia telah berhasil diposisikan oleh mitranya sebagai product base Daihatsu di luar Jepang.
”Ekspor itu merupakan jawaban bahwa kami telah berhasil membangun industri. Kami telah pula mampu membuktikan menjadi product base, seperti yang dipercayakan oleh mitra,” kata Vice President PT Astra Daihatsu Motor Sudirman MR, Jumat (1/2) di Jakarta.
Ekspor perdana ke Jepang itu adalah jawabannya. ”Kami berencana melakukan ekspor ke Jepang dalam bentuk CBU, atau completely built up,” katanya.
Sudirman menjelaskan, ekspor itu akan dimulai dengan volume 150 unit dan akan terus ditingkatkan. Target ekspor berkala itu sekitar 1.500 unit.
Utuh dan rutin
Ekspor ini merupakan yang pertama dilakukan oleh industri otomotif Indonesia ke Jepang, yaitu mengekspor dalam keadaan utuh, dan rutin setiap bulan. Hal ini membuktikan Indonesia mampu membangun industri otomotifnya karena tidak semua produk otomotif dunia bisa masuk ke pasar Jepang.
”Produk yang bisa masuk ke pasar Jepang bukan hanya bagus kualitasnya dalam hal mesin, tetapi juga seluruh komponennya. Artinya, jika kami bisa masuk ke Jepang, berarti kami juga bisa mengisi pasar di negara mana pun,” kata Sudirman.
Karena itu, dengan peluang ekspor tersebut, ADM akan terus meningkatkan investasinya. Injeksi tambahan sebesar Rp 2 triliun akan mendongkrak kapasitas produksi ADM menjadi dua kali lipat, yakni dari 114.000 unit per tahun menjadi 210.000 unit per tahun.
Realitas ini, kata Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Bambang Trisulo menegaskan, ekspor ini harus dijadikan momentum oleh pemerintah untuk meyakinkan para investor dunia bahwa iklim bisnis di Indonesia kondusif.
Investor masih memiliki peluang untuk membangun selama mereka juga memiliki komitmen yang sama. Bukti itu sudah ada karena Daihatsu mampu memproduksi di atas 200.000 unit per tahun. Bahkan, Daihatsu terbukti mampu membangun pabriknya di Indonesia sebagai basis produksi mereka untuk mengisi pasar dunia, termasuk Jepang. (ast)
No comments:
Post a Comment