Monday, February 25, 2008

Perdagangan


Konsep Waralaba Belum Dipahami
Senin, 25 Februari 2008 | 00:55 WIB

Bandung, Kompas - Konsep bisnis waralaba atau franchise belum sepenuhnya dipahami oleh para pelaku usaha di bidang ini. Saat ini masih ada kerancuan antara franchise dan peluang bisnis atau business opportunity.

Akibatnya, pemilik usaha berani mengklaim usahanya sebagai waralaba, padahal belum siap baik dari segi manajemen maupun modal. Ketidaktahuan dan ketidaksiapan ini dapat membuat pemberi waralaba maupun penerima waralaba merugi.

Kondisi ini dikhawatirkan dapat merusak citra bisnis waralaba karena masyarakat tak lagi percaya untuk berinvestasi di bidang ini. Hal ini diungkapkan General Manager Consultant Agency The Bridge Andrianus Widjaja dalam ”Info Franchise Expo: Empowering National Franchise” di Bandung, Minggu (24/2).

Selama menjadi konsultan bisnis waralaba selama lima tahun, Andrianus menyatakan lebih dari 50 persen kliennya belum memahami konsep waralaba.

”Franchise dan kesempatan bisnis masih dianggap sama. Padahal, kesempatan bisnis tidak mempunyai aturan seketat franchise dan tidak ada royalti fee,” ujar Andrianus.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar mengatakan, bisnis waralaba dapat membuka banyak lapangan kerja, khususnya bagi pekerja berpendidikan menengah ke bawah.

Anang mengharapkan Undang-Undang No 42/2007 tentang Waralaba dapat memperjelas konsep soal waralaba. Dalam UU itu, persyaratan untuk menjadi usaha waralaba sudah tercantum, dan setiap usaha waralaba diwajibkan memiliki surat tanda pendaftaran waralaba.

Persyaratan itu adalah adanya ciri khas, terbukti dapat memberikan keuntungan, memiliki standar pelayanan, mudah diajarkan dan diaplikasikan, adanya dukungan yang berkelanjutan, serta hak kekayaan intelektual yang sudah didaftarkan.

Selain itu, AFI juga berusaha terus mengadakan pameran dan seminar waralaba untuk menggiatkan bisnis ini di berbagai daerah. Anang memperkirakan pertumbuhan bisnis waralaba tahun ini sebesar 20 persen.

Dari 390 unit peluang bisnis yang ada, sebanyak 90 unit diperkirakan akan beralih menjadi waralaba pada tahun ini. (A04)

No comments: