10 Bank Danai Tol 115,67 Kilometer
Investor Malaysia Ikut Membangun Ruas Ini
Jakarta, Kompas - Sepuluh bank Indonesia, yang dipimpin Bank Mandiri dan Bank Central Asia bersama PT Lintas Marga Sedaya, menandatangani perjanjian kredit sindikasi senilai Rp 5 triliun untuk pembangunan jalan Tol Cikampek-Palimanan sepanjang 115,67 kilometer, ruas tol terpanjang di trans-Jawa.
Delapan bank lain yang ikut mengucurkan kredit adalah BNI, Bank Rakyat Indonesia, Bank Panin, Bank Jabar, Bank Internasional Indonesia, Bank Jatim, Bank Bukopin, dan Bank DKI.
"Tol Cikampek-Palimanan ini merupakan bagian penting dari trans-Jawa, maka kami berkomitmen mendanainya. Bila selesai dibangun, diharapkan berdampak pada peningkatan perekonomian pada wilayah-wilayah yang terhubungkan dengan tol ini," kata Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo, Rabu (18/7) di Jakarta.
Presiden Direktur BCA DE Setijoso menegaskan, bank kini telah memandang proyek pembangunan tol layak didanai. "Kami benar-benar telah meneliti kelayakan proyek ini sehingga yakin pembangunan tol ini akan sukses," ujar Setijoso.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Cikampek-Palimanan merupakan salah satu ruas tol terbaik yang ditawarkan pada investor karena potensi lalu lintasnya tinggi.
"Saya menyambut baik kucuran dana dari perbankan, tetapi perbankan maupun investor jangan senang dahulu karena proyek belum dimulai," ujar Djoko.
Tol Cikampek-Palimanan merupakan ruas tol terpanjang pada jaringan tol trans-Jawa, dengan investasi yang dibutuhkan Rp 7 triliun, termasuk biaya pembebasan lahan sebesar Rp 500 miliar. Masa konsesi yang diberikan kepada PT Lintas Marga Sedaya (LMS) selama 35 tahun.
Tol ini terbagi dalam enam seksi, dengan tujuh persimpangan atau interchange. Dibangun pula 62 jembatan layang, 35 terowongan, dan 18 terowongan beton (box tunnel).
Ruas tol ini telah didesain untuk dapat dilalui kendaraan dengan kecepatan maksimal 120 km per jam. Jalan akan dibangun untuk 2 x 2 lajur, dan pada tahun 2025 menjadi 2 x 3 lajur.
"Pembangunan konstruksi tol ini diperkirakan selesai dalam 2,5 tahun. Pembangunan ruas ini berupa ground breaking akan dilakukan pada kuartal ketiga 2007," kata Direktur LMS Sandiaga Uno.
Sebelumnya, Sandiaga Uno menjabat sebagai Direktur Utama LMS, namun setelah komposisi kepemilikan saham berubah, maka kini Dirut LMS dijabat Muhammad Fadzil bin Abdul Hamid Wakil.
Kini komposisi kepemilikan saham LMS adalah PLUS Expressway Berhad dari Malaysia (55 persen) dan PT Lintas Marga Sedaya (45 persen).
Menurut Dirut LMS Muhammad Fadzil, pembangunan tol ini diharapkan memperlancar mobilitas perdagangan di Pulau Jawa. "Masuknya investor dari Malaysia di proyek tol ini semoga dapat menarik minat investor dari negara lain sehingga pembangunan infrastruktur di Indonesia dapat lebih cepat," katanya.
Hampir dicabut
Ditemui seusai acara, Sandiaga mengakui lambatnya proses pencarian pendanaan dari perbankan. Menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol atau PPJT pada 21 Juli 2006, LMS memang baru menandatangani perjanjian kredit atau financial closing pada Rabu kemarin.
Ini berarti hak pengelolaan atas jalan tol yang dimiliki LMS hampir saja dicabut. Sebab, Menteri PU selalu mencabut hak pengelolaan atas jalan tol jika hingga satu tahun berlalu sejak penandatanganan PPJT, investor tidak mampu mendapatkan dukungan dana dari perbankan.
"Kami sebenarnya hanya membutuhkan waktu tiga bulan untuk mencari dana dari perbankan. Namun, proses masuknya PLUS sebagai pemegang saham LMS memang tersendat-sendat," tandas Sandiaga.
Dari rencana pemerintah membangun 1.150 km jalan tol (36 ruas), yang digulirkan sejak tahun 2005, hingga Rabu baru 10 ruas tol yang mendapatkan pendanaan perbankan. Sebanyak empat ruas tol sepanjang 51,60 km sudah dioperasikan, tujuh ruas tol sepanjang 114,55 km dalam tahap konstruksi, 16 tol telah menandatangani PPJT. (RYO)
No comments:
Post a Comment