Wednesday, July 18, 2007

Badawi: Dunia Islam Perlu Perbaiki Ekonomi

Kuala Lumpur, Selasa - Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Selasa (17/7), menyerukan perlunya perbaikan ekonomi menyeluruh di dunia Islam guna mendorong daya saing sehingga rakyatnya bisa memperoleh manfaat dari globalisasi.

Berbicara dalam sebuah konferensi Islam internasional di Kuala Lumpur, Badawi, yang juga ketua Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang beranggotakan 58 negara, mengatakan, negara-negara Islam masih bergelut dengan isu-isu pembangunan mendasar dan "belum sepenuhnya siap" untuk berhubungan dengan dunia luas.

Sejumlah warga Muslim, menurut Badawi, bahkan melihat globalisasi sebagai upaya menekan Islam, yang kemudian menimbulkan pandangan radikal dan aksi ekstrem. Badawi meminta mereka untuk meninggalkan cara berpikir tadi dan bersiap mengambil keuntungan dari peningkatan perdagangan global.

"Fenomena globalisasi tetap ada. Menolak globalisasi jelas bukan sebuah opsi yang bijaksana. Faktanya, bukan sebuah opsi," ujar Badawi dalam sambutan tertulis yang dibacakan Deputi PM Najib Razak.

"Kita harus mulai memperbaiki kembali posisi ekonomi dari negara-negara Islam," ujar Badawi. "Kita tidak dapat hanya menjadi penonton di tengah dunia yang bergerak maju dengan pesat. Kita harus komitmen pada diri sendiri untuk memperkuat daya saing kita."

Sekalipun memiliki penduduk hingga 20 persen dari populasi dunia—yang per Juli 2007 mencapai 6,6 miliar orang—anggota OKI hanya menguasai lima persen dari pendapatan kotor (GNP) dunia. GNP dunia saat ini sekitar 30 triliun dollar AS. Negara-negara OKI hanya menguasai sekitar 6-7 persen dari total perdagangan dunia tahun 2005. Total perdagangan dunia 2005 diperkirakan mencapai 10 triliun dollar AS.

Yang kian memprihatinkan, pangsa OKI dalam perdagangan di kalangan negara-negara sedang berkembang terus merosot. Menurut Badawi, pangsa pasar ini masih sekitar 47,5 persen pada tahun 1980, tetapi pada tahun 2001 hanya 22 persen.

"Jelas bahwa (masyarakat) Muslim perlu melakukan rekayasa penuh jika kita ingin memperbaiki landasan arena perekonomian," kata Badawi dalam konferensi dua hari yang diadakan oleh Institut Pemahaman Islam Malaysia itu.

Badawi meminta Muslim di seluruh dunia untuk mengesampingkan perbedaan sektarian dan bersatu mengatasi kemiskinan, melakukan investasi dalam pendidikan dan keterampilan guna membangun sebuah masyarakat pengetahuan. Dia juga menyerukan upaya untuk memberantas korupsi. (AP/ppg)

No comments: