Tuesday, July 31, 2007

Presiden: Kembangkan Metode SRI secara Luas



Ketersediaan Pupuk Organik Menjadi Hambatan

Cianjur, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak kalangan petani, perbankan, pengusaha, dan pemangku kepentingan di bidang ketahanan pangan untuk mengembangkan metode penanaman padi dengan intensif (system of rice intensification/SRI) secara luas.

Ajakan itu disampaikan, Senin (30/7), seusai panen perdana pengembangan lahan percontohan penanaman padi metode SRI seluas 7,5 hektar. Pengembangan SRI di Bobojong, Mande, Cianjur, Jawa Barat, itu dilakukan Medco Foundation bekerja sama dengan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), Departemen Pertanian, dan Yayasan Aliksa Organic.

Menurut Presiden Yudhoyono, pengembangan tanam padi dengan metode SRI adalah contoh nyata mengoreksi gerakan revolusi hijau, yaitu upaya meningkatkan produksi padi yang bertumpu pada pupuk kimia.

"Dengan SRI, peningkatan produksi padi untuk mendorong peningkatan kesejahteraan petani tercapai, masalah ketahanan pangan dapat diselesaikan, tetapi caranya tanpa merusak lingkungan," kata Yudhoyono.

Metode SRI juga menghemat air. Hal ini penting mengingat ketersediaan air, khususnya di Pulau Jawa yang kini memprihatinkan.

Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengungkapkan, metode SRI tepat diterapkan di Indonesia di tengah persoalan lahan. Lahan terus menyempit akibat laju alih fungsi yang tak terkendali. "SRI merupakan contoh meningkatkan produksi beras dengan inovasi teknologi pertanian," katanya.

Pendiri Yayasan Aliksa Organic, Alik Sutaryat, menerangkan, SRI adalah metode budidaya tanaman padi secara intensif, efisien, dan ramah lingkungan. Budidaya ini menggunakan pendekatan manajemen sistem perakaran yang berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman, dan air.

"Tanaman padi butuh air, tetapi bukan tanaman air. Dengan SRI penggunaan benih lebih hemat, tanpa pupuk kimia, tetapi produksi meningkat," katanya.

Persoalan serius yang harus segera ditangani untuk mendukung pengembangan SRI adalah penyediaan pupuk organik yang cukup, baik kompos dari kotoran hewan maupun hijauan. Menanggapi itu, Mentan mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik, pemerintah pada tahun 2008 berkonsentrasi menambah populasi ternak ruminansia.

Konsep CSR

Chairman Medco Foundation Arifin Panigoro mengungkapkan, pengembangan padi SRI merupakan peluang usaha menjanjikan. Beras organik harganya mahal dan bisa mendorong peningkatan kesejahteraan petani.

Swasembada beras akan tercipta bila SRI terus dikembangkan oleh perusahaan lain dalam konsep CSR. Setelah berhasil melakukan uji coba penanaman SRI di lahan 7,5 hektar, Medco Foundation ingin memperluas lahan penanaman SRI, konsep kemitraan dengan petani dan perbankan di lahan 10.000 hektar dengan anggaran Rp 100 miliar.

Ketua Dewan Penasihat DPKLTS Solohin GP meminta pemerintah mencarikan pengusaha yang bisa memasarkan beras produk SR agar ada jaminan harga bagi petani. (MAS/AHA/har)

1 comment:

omyosa said...

MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA
Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia, NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita, dan sudah dilakukan sejak 1967 (masa awal orde baru) , dengan produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia mencapai swasembada beras dan kondisi ini stabil sampai dengan tahun 1990-an.
Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia yang sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin tidak subur, semakin keras dan hasilnya dari tahun ketahun terus menurun.
Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.
System of Rice Intensification (SRI) yang telah dicanangkan oleh pemerintah (SBY) sejak tahun 2005 adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas, serta harga produk juga jauh lebih baik. Tetapi sampai kini masih juga belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena pada umumnya petani kita beranggapan dan beralasan bahwa walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam proses budidayanya.
Selain itu petani kita sudah terbiasa dan terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dan serba instan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sehingga umumnya sangat berat menerima metoda SRI ini. Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.
Kami tawarkan solusi yang lebih praktis dan sangat mungkin dapat diterima oleh masyarakat petani kita, yaitu:
BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK AJAIB LENGKAP AVRON / SO” + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS ( EM16+ ).
Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 60% — 200% dibanding pola tanam sekarang.
Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.
AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI!!!! SIAPA YANG AKAN MEMULAI? KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?
CATATAN: Bagi Anda yang bukan petani, tetapi berkeinginan memakmurkan/mensejahterakan petani sekaligus ikut mengurangi tingkat pengangguran dan urbanisasi masyarakat pedesaan, dapat melakukan uji coba secara mandiri system pertanian organik ini pada lahan kecil terbatas di lokasi komunitas petani sebagai contoh bagi masyarakat petani dengan tujuan bukan untuk Anda menjadi petani, melainkan untuk meraih tujuan yang lebih besar lagi, yaitu menjadi agen sosial penyebaran informasi pengembangan system pertanian organik diseluruh wilayah Indonesia.
Semoga Indonesia sehat canangan Kementerian Kesehatan dapat segera tercapai.
Terimakasih,
Omyosa -- Jakarta Selatan
02137878827; 081310104072