Thursday, July 12, 2007

Presiden: Kembangkan Ekonomi Kreatif

demi Kesejahteraan Rakyat

Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pejabat pemerintah pusat maupun daerah memelopori pengembangan ekonomi kreatif untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.

Hal ini dikemukakan Presiden dalam peresmian pameran Pekan Produk Budaya Indonesia 2007 di Jakarta Convention Center, Rabu (11/7). Acara pembukaan dihadiri sejumlah menteri, antara lain Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Suryadharma Ali. Hadir pula Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Mohammad S Hidayat.

Menurut Presiden, pengembangan ekonomi kreatif dengan basis ide, seni, dan teknologi merupakan tuntutan perkembangan dunia di abad ke-21 yang tengah memasuki gelombang keempat peradaban.

Dalam gelombang keempat peradaban itu, muncul kesadaran baru di dunia tentang lingkungan dan menurunnya daya dukung alam.

Tiga gelombang peradaban sebelumnya yang disebut Presiden adalah gelombang pertanian, industri, serta teknologi dan informasi. Gelombang keempat peradaban itu didorong oleh fenomena pemanasan global dan perubahan iklim yang terasa di hampir semua negara.

Permintaan Presiden untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang berbasis seni, budaya, kerajinan, diiringi pula permintaan pengembangan ekonomi yang berbasis warisan budaya dan ekonomi kepariwisataan. Pameran produk budaya merupakan salah satu contoh dari permintaan Presiden itu.

Presiden memberikan contoh, pengembangan ekonomi secara kreatif adalah seperti dilakukan negara-negara di Timur Tengah yang bisa membuat pantai seperti pantai di daerah beriklim tropis.

Dalam konteks di Indonesia, Presiden minta dipikirkan wisata di lingkungan yang masih asli dan perawan untuk menunjukkan keindahan Indonesia. Di tempat itu misalnya, dapat dibangun lapangan golf yang unik dan indah. Contoh lain, pengembangan keunikan geologi Indonesia. Di Aceh misalnya, dibangun monumen, museum, atau tempat studi yang bisa jadi tempat wisata baru.

Aburizal Bakrie mengatakan, penyelenggara akan membuat cetak biru berupa rencana dan aksi industri kreatif budaya yang akan diserahkan melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla pada akhir pameran. (INU/OSA)

No comments: