Tuesday, July 10, 2007

Produsen Benang Rayon Akan Beralih ke Kapas

Jakarta, Kompas - Kenaikan harga serat rayon makin memberatkan industri pemintalan domestik. Akibatnya, sebagian besar produsen yang memproduksi benang rayon akan segera beralih memakai serat kapas.

Meskipun harga kapas pun diperhitungkan akan meningkat, para produsen meyakini kenaikan harga bahan baku katun itu lebih rasional.

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka Departemen Perindustrian Ansari Bukhari dan anggota Pengurus Pusat Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Sunarjaya, di Jakarta, Senin (9/7).

Sunarjaya menjelaskan, harga serat rayon yang pada triwulan ke-4 tahun 2006 masih tercatat 1,85 dollar Amerika Serikat per kilogram, saat ini sudah mencapai 2,2 dollar AS per kg. "Ini adalah harga tertinggi dalam 15 tahun terakhir," ujarnya.

Sementara itu, harga serat kapas yang menjadi bahan baku kain katun saat ini paling mahal berkisar 1,4-1,5 dollar AS per kg. Kondisi itu mengakibatkan produsen pemintalan serat rayon diperhitungkan segera mengalihkan produksi dengan serat kapas.

"Dari sekitar 200 perusahaan pemintalan yang pakai rayon, lebih dari separuhnya sudah pasti akan ganti pakai kapas," ujar seorang pelaku usaha pemintalan.

Meskipun tidak membutuhkan investasi permesinan baru, peralihan dari bahan baku serat rayon ke kapas membutuhkan penyesuaian sistem kerja.

Diperkirakan, peningkatan permintaan kapas akibat peralihan ini baru mulai terjadi pada triwulan ke-4 tahun ini.

Dengan adanya peningkatan permintaan ditambah terjadinya musim kering di Australia, harga kapas diperkirakan akan naik. Australia adalah salah satu produsen kapas.

Harga kapas diperhitungkan akan berkisar 1,6-1,7 dollar AS per kilogram pada akhir tahun 2007. (DAY)

No comments: