Thursday, July 26, 2007

Mandiri Siap Jual Kredit
Laba Bank Nasional Terbesar Itu Bakal Terdongkrak

Jakarta, Kompas - Bank Mandiri memasuki tahap siap menjual aset berupa kredit bermasalah senilai Rp 2,3 triliun dari 30 debitor besar kepada pihak lain. Hasil yang diperoleh dari penjualan itu akan dimasukkan sebagai pendapatan sehingga berpotensi mendongkrak laba tahun 2007.

"Setelah diverifikasi kantor akuntan publik Ernst & Young, kami dapat katakan jumlah tersebut sudah jelas semua (clean and clear) sehingga tidak ada masalah lagi," kata Haryanto Budiman, EVP Coordinator, Directorate of Change Management Bank Mandiri, Rabu (25/7) di Jakarta.

Menurut Haryanto, aset yang clean and clear tersebut berasal dari 30 debitor yang kreditnya telah dihapusbukukan karena macet. Rencananya, aset-aset tersebut akan dilepas mulai September 2007.

Aset tersebut akan dijual dalam bentuk paket. Setiap paket terdiri dari 10-15 rekening, berasal dari sumber yang berbeda. Tidak ada aset yang berasal dari satu debitor Bank Mandiri. Tujuannya, mencegah pemilik lama kembali membeli aset-aset tersebut.

Potensi aset kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Mandiri yang bisa dijual mencapai Rp 11 triliun dari sekitar 150 debitor. Namun, proses verifikasi 120 debitor lainnya belum selesai.

Penjualan aset agunan NPL Bank Mandiri dilakukan seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87 Tahun 2006 tentang tata cara penyelesaian utang bermasalah atau penghapusan piutang BUMN. Penjualan dilakukan dengan diskon atau pemotongan utang pokok.

Agar penjualan tidak bermasalah di kemudian hari, atas permintaan aparat penegak hukum, Bank Mandiri hanya akan menjual aset dari kredit yang penyalurannya sesuai aturan.

Sesuai atau tidaknya penyaluran kredit diverifikasi oleh akuntan publik Ernst & Young.

Saat ini, total NPL Bank Mandiri mencapai Rp 42 triliun, dengan rincian Rp 25 triliun telah dihapusbukukan dan Rp 17 triliun belum dihapusbukukan.

Dari NPL yang telah dihapus buku, sekitar Rp 8 triliun telah diserahkan ke Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara. Setelah dikaji ulang, NPL hapus buku yang siap dijual sekitar Rp 11 triliun.

Haryanto juga menjelaskan, hasil penjualan tersebut tidak akan digunakan untuk pencadangan guna menurunkan NPL (kredit bermasalah) neto. Alasannya, NPL neto Bank Mandiri sudah berada di bawah 5 persen pada triwulan I-2007.

Jika penjualan berjalan mulus, laba Bank Mandiri tahun 2007 akan terdongkrak. Namun, tidak dijelaskan seberapa besar tambahan laba yang berasal dari penjualan aset agunan kredit bermasalah itu.

BRI

Sementara itu, sebagai bentuk implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), BRI memberikan beasiswa senilai Rp 11,36 miliar kepada 3.205 mahasiswa dari 63 perguruan tinggi negeri dan swasta.

Direktur Utama BRI Sofyan Basir menjelaskan, sumber dana untuk keperluan tersebut berasal dari penyisihan laba perusahaan.

PKBL merupakan program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah dan pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN. (DIS/FAJ)

No comments: