Potret Perbankan
Jakarta, Kompas - Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional Sigit Pramono mengungkapkan, perbankan makin sulit memperoleh keuntungan yang memadai. Penurunan suku bunga dan persaingan yang semakin ketat dengan pasar modal dalam menyalurkan pembiayaan merupakan penyebab utama.
Menurut Sigit, seiring tren penurunan suku bunga acuan atau BI Rate, bank juga harus menyesuaikan suku bunga dana dan kreditnya.
Secara umum, suku bunga dasar kredit (base landing rate) turun 110 basis poin (bp) menjadi 13,9 persen selama periode Januari-Mei 2007. Dampaknya, marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan terus menurun, dari 6,07 persen pada Januari 2007 menjadi 5,81 persen pada April 2007.
"Penyaluran kredit juga makin sulit karena persaingan yang kian ketat dengan pasar modal. Banyak korporasi melunasi utangnya ke bank dan selanjutnya mengganti sumber dananya dengan penerbitan obligasi atau saham," kata Sigit di sela seminar GCG yang selenggarakan LPPI, Senin (9/7) di Jakarta.
Alhasil, meskipun trennya menunjukkan perbaikan, secara kumulatif penyaluran kredit selama semester I 2007 masih rendah. Hingga Mei 2007, kredit hanya tumbuh sekitar Rp 32 triliun, masih jauh di bawah target akhir tahun sebesar Rp 160 triliun. Dalam upaya tidak tergerus signifikan, perbankan harus meningkatkan efisiensi dan pendapatan berbasis komisi (fee based income).
Efisiensi, kata Sigit, dapat dilakukan dengan mengurangi biaya operasional dan meningkatkan porsi dana murah, yakni tabungan dan giro. Per April 2007, laba perbankan nasional sebesar Rp 12,44 triliun. Sumber pendapatan yang meningkat signifikan ialah fee based income dan penempatan di Sertifikat Bank Indonesia.
Kontrak
Dalam kesempatan itu, Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah mengharapkan, bank tidak terus-menerus menggunakan karyawan kontrak. Penggunaan karyawan kontrak kini menjadi tren di industri perbankan sebagai upaya meningkatkan efisiensi.
Menurut Burhanuddin, dengan merekrut karyawan reguler atau tetap bank akan berinvestasi pada sisi sumber daya manusia. Langkah ini akan membuat bank memiliki SDM yang andal.
Menurut Sigit, penggunaan karyawan kontrak dilakukan karena tidak mudah memindahkan karyawan dari satu bagian ke bagian lain. Padahal, pemindahan itu harus dilakukan mengingat kondisi operasional bank kini banyak berubah. Misalnya, berbagai hal yang dulu dilakukan secara manual kini tergantikan mesin.
Oleh karena itu, sembari merestrukturisasi SDM, untuk sementara bank merekrut karyawan kontrak. (FAJ)
No comments:
Post a Comment