Tuesday, October 30, 2007

"Entrepreneur" Ampuh Atasi Kemiskinan


Yogyakarta, Kompas - Semangat kewirausahaan dinilai menjadi salah satu instrumen efektif untuk menghapus kemiskinan dan ketertinggalan sebuah bangsa. Para wirausaha atau entrepreneur selalu membuka lapangan kerja, bukan mencari kerja. Mereka efektif menyerap lonjakan jumlah penganggur yang menggelisahkan bangsa.

Usahawan Ciputra dan mantan Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Djokosantoso Moeljono mengutarakan hal itu dalam kuliah umum pelatihan kewirausahaan Ciputra Foundation di Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (29/10) di Yogyakarta.

Berlangsung tiga bulan, pelatihan yang diikuti 29 peserta ini merupakan kerja sama Pascasarjana UGM dengan Yayasan Ciputra Entrepreneur. Pelatihan serupa akan dilakukan di sejumlah kota besar di Indonesia. Tujuannya mencetak wirausaha-wirausaha baru yang memiliki kultur, etos, dan watak baik.

Ciputra dan Djokosantoso menyatakan, pelatihan ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Pertama, Indonesia sudah terlalu lama tertinggal dari negara lain. Ketertinggalan itu antara lain berwujud kemiskinan dan kemelaratan.

Kedua, sebagian rakyat Indonesia berpendidikan rendah. Sebagian di antara mereka bekerja di luar negeri sebagai pekerja bangunan, pembantu rumah tangga, perawat, atau pekerja kebersihan. Ini menyebabkan citra Indonesia kurang baik, bahkan dipandang sebagai bangsa dengan tenaga kerja kurang bermutu.

Ketiga, kemiskinan dan ketertinggalan itu, jika dibiarkan berlarut, akan mengarah ke tindakan negatif.

Keempat, jiwa kewirausahaan akan memunculkan motivasi untuk maju dan berjiwa inovator. Kewirausahaan akan memindahkan rakyat ke wilayah yang jauh lebih subur dan menyenangkan. Kalau ini terjadi, berarti penganggur dikurangi dan kegelisahan atas meningkatnya angka pengangguran menjadi berkurang.

Atas latar belakang itu, Ciputra dan Djokosantoso menyatakan pendidikan kewirausahaan penting dilakukan. Lebih banyak pendidikan semacam ini lebih baik karena akan membuat para wirausaha mempunyai landasan moral, pengetahuan, motivasi dan keterampilan.

”Sudah saatnya kita berbicara dalam tataran konkret. Kita letih kalau hanya omong-omong saja,” ujar Ciputra. ”Kalau mereka mau, mereka bisa menjadi pengusaha unggul dan taktis,” ujar Ciputra.

Jika harapan ini terwujud, Ciputra yakin dalam 25 tahun mendatang Indonesia bisa terbebas dari kemiskinan dengan peningkatan jiwa kewirausahaan. Pemerintah diharapkan juga ikut memberikan dukungan, baik dalam bentuk pendanaan maupun motivasi. (WKM/AS)

No comments: