Tuesday, October 23, 2007


Kesehatan Sosial dan Mental Masyarakat Memprihatinkan

Palembang, Kompas - Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mencatat 40 hingga 50 persen penduduk Indonesia mengalami gejala depresi ringan sampai berat. Kondisi kesehatan sosial dan mental yang rendah itu, juga terlihat dari Human Property Index (HPI) dan Index of Economic Freedom (IEF).

Demikian diutarakan Ketua Umum Pengurus Besar IDI Fachmi Idris, Senin (22/10) di Palembang, dalam acara Lustrum IX Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Menurut dia, kondisi kesehatan sosial dan mental bangsa Indonesia semakin kronis.

HPI menggambarkan adanya ketidakadilan distribusi kekayaan dan kesejahteraan ekonomi. Ketidakadilan menimbulkan kemiskinan, sehingga rakyat miskin tidak memperoleh kesehatan dan pendidikan yang baik.

Masyarakat yang sakit secara sosial dapat didiagnosis dari beberapa contoh, misalnya meningkatnya kriminalitas dan perilaku sosial yang tidak disertai perhitungan.

"Di Jakarta banyak kita lihat orang yang naik motor sambil menelepon bahkan sambil merokok. Itu contoh perilaku sosial yang tanpa perhitungan," kata Fachmi.

Sedangkan IEF menggambarkan lunturnya martabat Indonesia sebagai sebuah bangsa, misalnya campur tangan negara lain dalam soal perekonomian Indonesia. Kondisi itu diperparah dengan maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang sebenarnya merupakan penyakit mental yang kronis.

Sebagai akibatnya muncul masyarakat yang mengalami sakit mental. Itu terlihat dari munculnya perasaan tidak puas dengan keadaan diri, merasa kecewa dengan keadaan, dan tidak mau patuh pada aturan-aturan.

Fachmi mengatakan, indikator-indikator tersebut baru bersifat kualitatif karena masih membutuhkan penelitian lebih mendalam secara kuantitatif tentang kondisi kesehatan mental dan sosial bangsa Indonesia. Namun, secara teori peran kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan sosial dalam meningkatkan harga diri bangsa tidak dapat dipungkiri.

Menurut Fachri, dalam kondisi seperti itu, para dokter harus merevitalisasi perannya. Dokter tidak hanya berupaya menyehatkan fisik tapi harus mengupayakan masyarakat yang sehat sosial dan mental.

"Negara juga harus melakukan inovasi terhadap program-program peningkatan tingkat kesehatan fisik, mental, dan sosial. Negara harus menyadari bahwa peningkatan derajat kesehatan tidak hanya melalui pengobatan fisik," kata Fachri. (WAD)

No comments: