Menghentikan Pemiskinan Tidak Sekadar Disuarakan
Jakarta, Kompas - Dari tahun ke tahun masyarakat makin banyak yang terlibat dalam kampanye "Bangkit dan Suarakan" melawan kemiskinan untuk mendukung pencapaian Tujuan pembangunan Milenium (MDGs). Namun, upaya menghentikan pemiskinan atau penyebab-penyebab kemiskinan masyarakat itu perlu diwujudkan menjadi kegiatan-kegiatan nyata.
"Melawan pemiskinan dapat diwujudkan, misalnya mengupayakan kemudahan akses air bersih," kata Duta Besar PBB Khusus untuk MDGs Kawasan Asia-Pasifik Erna Witoelar, Kamis (18/10), dalam pengumuman jumlah peserta kampanye "Bangkit dan Suarakan" di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
Pada tahun 2006, peserta kampanye ini sekitar 45.000 orang. Pada tahun 2007, kampanye yang digelar serentak di 22 provinsi dengan 78 kegiatan itu diikuti sebanyak 618.081 orang.
"Seperti dikampanyekan di Parung, supaya masyarakat tidak lagi menjual tanah, tetapi harus mampu mengolah tanah mereka supaya menghasilkan pendapatan," kata Erna.
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi pada kesempatan itu mengatakan, setelah mengampanyekan perlawanan terhadap pemiskinan, memang dibutuhkan tindakan konkret. Upaya seperti itu juga dapat ditempuh oleh setiap perusahaan.
"Saat kampanye ’Bangkit dan Suarakan’ masih perlu ditambahkan, ’Lakukan’," ujar Budi.
Jumlah peserta kampanye "Bangkit dan Suarakan" di Ancol pada tahun 2007 ini memegang rekor terbanyak di antara lokasi lainnya di Indonesia. Jumlah pesertanya mencapai 110.543 orang. Jumlah itu melampaui target 110.000 orang. (NAW)
No comments:
Post a Comment