Tuesday, June 26, 2007

APBN-P 2007
Penerimaan Pajak Turun, Defisit Naik Menjadi 1,6 Persen

Jakarta, Kompas - Pemerintah akan mengubah defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan atau APBN-P 2007 dari sebelumnya 1,1 persen terhadap produk domestik bruto atau sekitar Rp 45,5 triliun menjadi 1,6 persen dari produk domestik bruto atau senilai Rp 62 triliun.

Perubahan defisit itu antara lain disebabkan turunnya pendapatan dan hibah dari yang ditetapkan sebesar Rp 723,1 triliun menjadi Rp 684 triliun.

Turunnya pendapatan negara dan hibah antara lain juga disebabkan turunnya penerimaan pajak sebesar Rp 509,5 triliun menjadi Rp 489,9 triliun.

Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan keterangan pers seusai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Senin (25/6).

Rapat dihadiri pula oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan semua menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono mengatakan, bertambahnya defisit anggaran dalam APBN-P terutama karena anggaran negara harus menampung pengeluaran kegiatan-kegiatan yang penting tahun ini.

Namun, saat ditanya apakah pembengkakan defisit APBN 2007 karena menalangi bencana luapan lumpur Sidoarjo, Boediono menolak berkomentar.

Menteri Keuangan menjelaskan, turunnya penerimaan pajak berasal dari penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) yang diperkirakan turun dari target Rp 261,7 triliun menjadi Rp 250 triliun.

Penurunan penerimaan juga akibat turunnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari target Rp 161 triliun menjadi Rp 152 triliun dan turunnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari target Rp 210 triliun menjadi Rp 191,9 triliun.

Sementara cukai dan hibah masing-masing tetap, yakni Rp 42 triliun dan Rp 2,7 triliun.

Tentang turunnya penerimaan pajak, Sri Mulyani menyatakan karena masalah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, suku bunga, dan harga minyak.

Adapun penerimaan pajak perdagangan internasional, lanjut Sri Mulyani, meningkat sedikit dari Rp 14,9 triliun menjadi Rp 17,1 triliun.

Sementara itu, belanja negara diproyeksikan bakal mengalami penurunan, dari Rp 763,6 triliun menjadi Rp 746,4 triliun. Belanja negara terdiri dari belanja pemerintah yang diproyeksikan turun dari target Rp 504,8 triliun menjadi Rp 493,9 triliun dan belanja daerah juga turun sedikit dari Rp 258,8 triliun menjadi Rp 252,2 triliun.

Sejumlah asumsi makro-ekonomi dalam APBN-P 2007 akan disampaikan pemerintah kepada DPR pada Juli 2007. (har/TAV)

No comments: