Sunday, June 3, 2007

Peluang Investasi dari Kurangnya Pasokan Minyak

Goei Siauw Hong

Kenaikan harga minyak bumi belakangan ini mengundang pertanyaan sampai ke tingkat harga berapa bahan energi utama dunia tersebut bisa melonjak. Bagi investor tentunya ini mengundang pertanyaan, sektor atau saham apa yang akan diuntungkan oleh tren kenaikan harga minyak dunia ini.

Buku ini berusaha menjawab kedua pertanyaan tadi dengan cara yang lugas. Ditulis oleh mantan wartawan kawakan Wall Street Journal dan CNBC, buku ini memberikan banyak pandangan mengenai pemikiran para ahli investasi dan ahli energi di Amerika Serikat (AS).

Ketergantungan dunia (khususnya AS) pada minyak bumi dan pertumbuhan permintaan dunia diduga akan terus menyebabkan kenaikan harga sumber energi utama dunia ini. Diperkirakan permintaan minyak dunia akan naik dari tingkat 84 juta barrel per hari saat ini menjadi 99 juta barrel per hari pada tahun 2015 dan 116 juta barrel per hari pada tahun 2030. Sementara itu, penemuan minyak baru jauh lebih lambat daripada kebutuhan minyak dunia.

Kurangnya pasokan minyak dunia dan semakin mahalnya biaya untuk menemukan, mengambil, dan melakukan penyulingan (refining) minyak akan membuat ketergantungan pada bahan bakar minyak mahal bagi ekonomi.

Pertumbuhan permintaan minyak tadi, menurut penulis, tidak diimbangi dengan peningkatan pasokan minyak karena produksi minyak konvensional mungkin telah atau segera mencapai puncaknya. Akibatnya, teori pasokan/permintaan sederhana akan menyetarakan pasokan dan permintaan dengan harga yang lebih tinggi. Selain itu, ketegangan di Timur Tengah, daerah produsen minyak utama, menambah risiko pasokan minyak dan tentunya juga harga minyak.

Penulis berargumen, kenaikan harga minyak akan membawa konsekuensi ekonomi yang besar berupa perkembangan usaha- usaha untuk mengatasi kurangnya pasokan minyak dunia. Ini akan menghasilkan revolusi dengan penemuan solusi terhadap kekurangan pasokan minyak dunia. Berbagai peluang investasi yang menguntungkan bisa diperoleh dengan memanfaatkan tren energi yang sedang berlangsung.

Ada tiga sektor yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Dua sektor pertama adalah apa yang disebut oleh penulis dengan istilah substitute liquid fuels (bahan pengganti bahan bakar cair) dan efficiency (usaha peningkatan efisiensi penggunaan minyak bumi, terutama bensin). Sektor ketiga yang juga akan mengalami pertumbuhan signifikan adalah teknologi yang memungkinkan penambangan minyak dari sumber yang tadinya tidak ekonomis lagi sehingga meningkatkan recovery dari sumur minyak.

Perkembangan di ketiga sektor tadi kemungkinan akan melahirkan berbagai teknologi baru dan akan menyaingi perkembangan teknologi informasi saat ini. Venture capital (dana yang berinvestasi pada perusahaan pemula (start up) dengan prospek cemerlang) mulai menanamkan uangnya dalam perusahaan-perusahaan pemula yang berusaha dalam ketiga sektor di atas.

Nabati

Ada dua jenis substitute liquid fuels, yaitu bahan bakar nabati (biofuels) dan bahan bakar fosil nonkonvensional (unconventional fossil fuels). Biofuel dihasilkan dari tanaman. Biofuel yang paling banyak dipakai adalah etanol (sejenis alkohol) yang dihasilkan dari jagung (corn ethanol). Etanol dari jagung banyak dicampur dengan bensin di Brasil, Eropa, dan AS.

Bentuk etanol lain yang semakin banyak digunakan dan lebih ekonomis (dan mungkin akan lebih sukses daripada corn ethanol) dalam penggunaannya adalah etanol dari etanol selulosa (cellulosic ethanol), yang dihasilkan dari serat yang bisa diperoleh dari rumput liar, sisa tanaman jagung, juga sampah. Biofuel lainnya yang banyak dipakai adalah biodiesel yang berasal dari minyak makan, seperti minyak kedelai atau minyak kelapa sawit. Biofuel secara ekonomis bisa menggantikan minyak bumi jika harga minyak bumi berada di rentang 30-40 dollar AS per barrel.

Bentuk unconventional fossil fuels yang banyak digunakan adalah tar sands, oil shale (keduanya adalah bebatuan yang mengandung banyak bahan organik yang bisa diekstrak menjadi bahan bakar minyak), batu bara, dan gas alam. Bahan-bahan itu bisa dikonversi menjadi bahan-bahan yang saat ini dibuat dari minyak bumi, misalnya bensin dan avtur.

Batu bara memiliki kemampuan bersaing dengan minyak bumi jika harga minyak bumi berkisar 45-50 dollar AS per barrel, sedangkan tar sands lebih mahal sehingga hanya bisa bersaing dengan minyak bumi bila harga minyak bumi 60-70 dollar AS. Oil shale baru layak dikembangkan jika harga minyak melebihi 70 dollar AS sehingga saat ini belum banyak dikembangkan.

Sektor efficiency adalah berbagai cara yang ditempuh untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar minyak. Salah satu contoh yang berhasil adalah mobil hibrida yang menggunakan listrik dan bensin. Mobil hibrida memungkinkan penghematan pemakaian bensin karena untuk 30 mil pertama tenaga yang digunakan adalah tenaga listrik yang diperoleh saat baterai mobil diisi dengan listrik pada malam hari.

Karena listrik bisa dihasilkan dari berbagai sumber energi, termasuk tenaga matahari, batu bara, angin, geotermal, maupun energi lainnya, maka teknologi ini mengurangi ketergantungan pada sumber energi utama, yaitu minyak bumi. Perusahaan-perusahaan yang melakukan riset teknologi baterai untuk mobil hibrida tersebut memiliki prospek yang menguntungkan.

Dalam ekonomi energi yang baru, setiap tetes minyak yang bisa diperoleh berharga. Temuan minyak baru semakin berkurang bila dibandingkan dengan kebutuhan minyak dunia. Sebagai contoh, pada tahun 2005 dunia menggunakan 35 miliar barrel minyak, sementara temuan minyak baru mencapai 5 miliar barrel. Berbagai cara dilakukan untuk mengambil minyak dari tempat yang tadinya dinyatakan tidak layak, seperti di laut dalam.

Ada dua teknologi yang meningkatkan recovery sumur minyak. Pertama, menggunakan thermal heat untuk mengalirkan minyak berat ke permukaan. Cara lainnya menggunakan karbon dioksida untuk memaksa minyak yang "terjebak" naik ke permukaan tanah.

Pada setiap sektor tersebut, penulis memberikan nama-nama saham perusahaan yang direkomendasikan karena mendapatkan keuntungan dari tren ekonomi baru dalam bidang energi ini. Banyak nama-nama tersebut tidak terlalu dikenal di Indonesia karena mereka memang bukan perusahaan yang berhubungan dengan kebutuhan kita sehari- hari.

Misalnya, penulis mengungkapkan Archer Daniels Midland Company (ADM) sebagai produser corn ethanol yang akan diuntungkan dari sektor substitute liquid fuel. Untuk konversi batu bara menjadi bahan bakar cair, ia menyebut nama Syntroleum, Rentech, dan Sasol Ltd. Ketiga perusahaan terakhir ini akan diuntungkan dari ambisi Departemen Pertahanan AS untuk menggunakan 50 persen dari bahan bakar jetnya dari konversi batu bara ini.

Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam riset baterai akan diuntungkan dari tren mobil hibrida, di antaranya A123 Systems, Altair Nanotechnologies, Valence Technology, Johnson Controls, dan E-Stor. Terakhir juga disebutkan perusahaan yang bergerak dalam bidang peningkatan recovery sumur minyak, di antaranya Todco, ENSCO International, Global Santa Fe, dan Transocean.

Buku yang ditulis oleh mantan wartawan Wall Street Journal dan CNBC ini memang memberikan argumen-argumen yang menarik bagi investor untuk membeli saham-saham perusahaan yang bergerak dalam "energi masa depan".

Memang bila ramalan penulis yang sangat pesimistis mengenai pasokan minyak dunia tercapai, perusahaan-perusahaan tersebut bisa menjadi Microsoft atau Google berikutnya, yaitu dua saham yang sangat sukses dan membuat pemegang sahamnya kaya raya.

Namun, seperti kita ketahui urusan peramalan bukanlah urusan yang sederhana. Dengan melihat sejarah, belum terlalu lama ketika para ahli menyatakan bahwa sumber daya minyak akan tersedia untuk jangka waktu yang sangat lama, paling tidak dalam batas usia kita semua. Sekarang, pandangan para ahli mulai berubah. Bukan tidak mungkin pandangan tersebut berubah lagi di kemudian hari bila ada penemuan ladang minyak yang besar.

Juga perlu diingat bahwa dari ratusan perusahaan perangkat lunak dan penyedia jasa internet yang bersaing hanya satu atau dua yang akan berhasil dalam pertarungan tersebut. Tidak mudah bagi investor untuk menemukan siapa yang akan menjadi pemenang akhir dalam peperangan sehingga strategi menyebar portofolio dalam berbagai perusahaan tersebut bisa diambil. Penulis memberikan 100 nama yang bergerak dalam bidang-bidang yang dibahas di atas pada akhir buku. Pembaca bisa melakukan investigasi lebih lanjut bila memang ingin menggunakan rekomendasi yang diberikan oleh penulis.

Bagi investor yang memiliki uang lebih, tidak ada salahnya menanamkan sebagian uangnya ke dalam saham-saham yang direkomendasikan oleh penulis buku ini. Bila ramalannya tentang potensi minyak mencapai 100 dollar AS per barrel terealisasi, bukan tidak mungkin Anda akan mendapatkan uang Anda berlipat ganda.

Namun, perlu diingat, bisnis-bisnis tersebut banyak yang masih berupa start up dan memiliki kemungkinan gagal yang besar sehingga tidak bijak mempertaruhkan seluruh uang Anda untuk saham-saham yang direkomendasikan penulis.

Goei Siauw Hong CFA, Praktisi Keuangan Perusahaan dan Investasi. Saat Ini adalah Managing Director GSH Consulting


No comments: