Thursday, June 28, 2007

Pertumbuhan
Investasi Pemerintah Rendah, Swasta Melesat

Jakarta, Kompas - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, realisasi investasi pemerintah selama semester pertama tahun 2007 diperkirakan akan di bawah target atau besarnya masih kurang dari 10 persen produk domestik bruto atau PDB.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2007, besarnya PDB adalah Rp 3.779 triliun. Adapun target investasi sampai akhir tahun 2007 adalah 12,3 persen dari PDB.

Investasi yang dimaksud terdiri dari belanja modal pemerintah, badan usaha milik negara (BUMN), swasta (terdiri dari penanaman modal asing dan dalam negeri), kemitraan antara pemerintah dan swasta (PPP), perbankan, dan lain lain (terdiri dari penawaran saham perdana oleh suatu perusahaan, dan obligasi korporasi).

"Salah satu penyebab realisasi investasi di bawah target karena belanja modal pemerintah pusat dan daerah yang masih rendah," kata Menkeu dalam rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Daerah mengenai arah dan pokokpokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro 2007 dan 2008, Selasa (26/6) di Jakarta.

Sampai Mei 2007, belanja modal pemerintah baru mencapai Rp 8,9 triliun atau 12,26 persen dari target setahun senilai Rp 73,130 triliun.

Berbeda dengan kinerja pemerintah, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) selama semester I-2007, menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Muhammad Lutfi, akan meningkat 40 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Untuk realisasi sampai dengan Mei 2007, nilai PMA 3 miliar dollar AS lebih atau setara Rp 30 triliun. Realisasi PMDN 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13,5 triliun. Semuanya ini di atas target," katanya.

Sayangnya, PMA dan PMDN, menurut Lutfi, hanya menyumbang 14 persen dari semua unsur investasi atau pembentukan modal tetap bruto. Investasi lainnya akan lebih banyak dari belanja pemerintah dan BUMN.

Rendahnya realisasi investasi semester I-2007 tidak mengendurkan semangat pemerintah untuk tetap mencapai pertumbuhan ekonomi 6,3 persen tahun ini. Padahal, untuk mencapai pertumbuhan setinggi itu, pemerintah harus mencapai pertumbuhan 6,6 persen semester kedua, sebab pada semester pertama hanya ditargetkan 6 persen.

"Ya caranya dengan kombinasi pertumbuhan investasi dan konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi," kata Menkeu.

Dia menambahkan, untuk meningkatkan investasi sudah banyak hal yang dilakukan pemerintah. "Kami mendorong agar pemerintah daerah bisa membelanjakan uangnya untuk pembangunan infrastruktur. Dengan langkah ini, bukan hanya investasi lain akan masuk, tenaga kerja pun akan terserap," katanya.

Anggota Komisi XI DPR Drajad H Wibowo mengatakan, pemerintah memang terlalu optimistis dengan target pertumbuhan sampai 6,3 persen, padahal semua faktor pemicu pertumbuhan tidak mencapai target sebagaimana diinginkan. "Saya tidak yakin pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,3 persen pada akhir tahun, terutama dengan menggenjot investasi dan konsumsi di semester dua. Saya tidak melihat adanya indikasi yang bisa menguatkan kedua faktor tersebut akan jauh lebih baik di semester II nanti," katanya.

Menurut Drajad H Wibowo, inilah untuk pertama kali, pemerintah merevisi turun target penerimaan. (TAV)

No comments: