Saturday, June 2, 2007

Bersama Membangun Ekonomi

Pesan utama yang bisa dipetik dari penyelenggaraan Indonesia Investor Forum 2 adalah bagaimana kita bisa bersama-sama membangun perekonomian bangsa.

Potensi kita untuk bisa membangun bangsa sangatlah besar. Bukan hanya sumber daya alam dan juga sumber daya manusia yang kita miliki, tetapi modal yang dibutuhkan untuk pembangunan itu tersedia banyak.

Sektor perbankan memiliki likuiditas yang melimpah untuk menopang bergeraknya sektor riil. Belum lagi jika kita lihat dana yang bisa diperoleh dari pasar modal. Dengan nilai perdagangan di lantai Bursa Efek Jakarta yang mencapai Rp 3,5 triliun setiap hari, maka tersedia potensi sekitar Rp 1.000 triliun setiap tahun yang bisa kita pakai untuk menggerakkan perekonomian. Investasi sebesar itulah yang memang kita butuhkan apabila kita ingin menciptakan pertumbuhan hingga 7 persen.

Seperti disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla, tantangannya ada pada kalangan dunia usaha. Sejauh mana mereka mampu menggunakan modal yang didapat dari lantai bursa untuk memperbesar skala usaha. Gairah yang ada di pasar modal tidak akan ada artinya apabila modal yang didapat di lantai bursa hanya disimpan di bank entah itu di dalam negeri maupun luar negeri.

Tentunya tidak mungkin juga kita hanya mengandalkan sektor swasta untuk menjadi motor pembangunan. Mereka tidak mungkin dibiarkan jalan sendiri, tanpa ada arah yang lebih jelas. Pemerintah harus menetapkan dan memberikan arah besar pembangunan ekonomi yang jelas akan dituju agar menjadi pegangan dari para pengusaha dalam melakukan investasi.

Bahkan bukan hanya itu. Pemerintah harus menopang juga dengan aturan yang menunjang, yang membuat kalangan dunia usaha semakin yakin dengan investasi yang akan mereka lakukan itu.

Di mana lalu peran dari masyarakat? Kita, masyarakat, tidak kurang tanggung jawabnya, yakni dengan ikut menciptakan suasana aman. Perasaan aman sangat penting karena setiap investasi memerlukan waktu untuk bisa menghasilkan.

Dalam sistem demokrasi, peran dari pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi sama pentingnya. Bahkan tidak hanya itu, ketiga pilar tersebut pada akhirnya harus saling menopang. Sekarang bukan zamannya untuk menumpukan harapan dan melimpahkan tanggung jawab hanya kepada satu pilar saja.

Inilah kesadaran baru yang harus sama-sama kita bangun, apalagi bagi kita yang lebih suka untuk melimpahkan kesalahan kepada pihak lain. Negara ini tidak akan pernah bisa bangkit dan mengatasi ketertinggalannya apabila ketiga pilar tidak mau saling bahu- membahu mendorong pembangunan.

Ironis kalau kita terus terjebak dalam skenario yang pesimistis. Kita bangga dengan berbagai kegagalan dan keburukan, tidak bangga dengan keberhasilan. Padahal kita sama-sama tahu bahwa kita membutuhkan harapan. Dengan harapan itulah, maka kita akan selalu terpacu untuk bisa meraih masa depan yang lebih baik.

Sekali lagi, tugas kita bersamalah untuk membangun harapan itu. Tentunya tugas para pemimpinlah untuk mengajak kita agar mau terus membangunkan harapan.

No comments: