Wednesday, June 13, 2007

Survei
Indeks Kepercayaan terhadap Pemerintah Menurun

Jakarta, Kompas - Meski terjadi perbaikan dalam rencana pembelian barang oleh konsumen, Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah atau IKKP masih terpuruk di bulan Mei. IKKP turun 2,9 persen ke posisi 111,7.

"Perombakan kabinet pada awal bulan Mei lalu tampaknya tidak memberikan dampak yang berarti terhadap kepercayaan konsumen pada kinerja pemerintah," demikian pernyataan Danareksa Research Institute (DRI) mengenai hasil survei yang dikeluarkan di Jakarta, pekan lalu.

Dalam pernyataannya, DRI menduga konsumen kemungkinan masih skeptis bahwa perombakan kabinet dapat membawa perubahan yang berdampak positif pada kesejahteraan mereka, yakni dalam peningkatan pendapatan dan terbukanya lapangan kerja baru.

Selain itu, masyarakat masih skeptis juga terhadap kemampuan pemerintah dalam menjaga kestabilan harga.

DRI mencermati, penurunan kepercayaan ini tidak terjadi ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merombak kabinetnya pertama kali pada bulan November 2005. Pada saat itu, keputusan Presiden Yudhoyono untuk merombak kabinetnya memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap peningkatan kepercayaan konsumen terhadap pemerintah.

Indeks kepercayaan pulih

Setelah terus turun dalam lima bulan terakhir, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) akhirnya pulih pada bulan Mei, naik 1,3 persen menjadi 81,7 dari 80,7 di bulan April. Indeks Situasi Sekarang (ISS) tidak berubah dari posisinya pada bulan lalu di level 60,2.

Sementara itu, komponen IKK yang lain, yakni Indeks Ekspektasi (IE) pulih pada bulan Mei dan mencatat kenaikan 1,8 persen menjadi 97,8. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen menganggap kondisi ekonomi dalam enam bulan mendatang tidak akan memburuk.

Turunnya harga-harga bahan makanan, terutama beras, dan stabilnya harga-harga barang nonmakanan telah mendorong optimisme konsumen akan kondisi ekonomi dalam bulan-bulan mendatang. Sementara itu, lonjakan harga minyak goreng tampaknya tidak terlalu berpengaruh pada kepercayaan konsumen.

Rencana pembelian barang tahan lama (durable goods) pulih pada bulan Mei. Pada bulan April, terdapat kekhawatiran tingginya harga bahan makanan akan mendorong konsumen untuk menunda rencana pembelian barang-barang tahan lama.

Namun, rencana pembelian ternyata malah membaik di bulan Mei, bahkan berada pada posisi tertinggi sejak Februari 2006.

Proporsi konsumen yang berencana membeli barang tahan lama meningkat dari 25,1 persen menjadi 27,2 persen.

Menurut DRI, kenaikan ini kemungkinan dipicu adanya harapan konsumen akan turunnya suku bunga pinjaman dan pulihnya daya beli yang didorong tingkat inflasi relatif stabil.

Dari 10 barang tahan lama yang disurvei, rencana pembelian mobil meningkat drastis. Selain itu, rencana pembelian rumah, tanah, dan alat-alat rumah tangga juga mengalami peningkatan di bulan Mei.

Survei ini menggunakan sampel sekurang-kurangnya 1.700 rumah tangga Indonesia dari enam wilayah survei. Kepercayaan konsumen dirancang untuk mengukur niat konsumen dalam berbelanja sehingga membantu dalam memprediksi pola belanja. (*/joe)

No comments: