Pembiayaan
Alokasi Kredit Khusus untuk Usaha Mikro Rp 200 Miliar
Jakarta, Kompas - Guna mendorong terbukanya lapangan kerja, Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro atau P3KUM bagi pelaku usaha mikro melalui koperasi mengalokasikan anggaran tahun 2007 sebesar Rp 200 miliar. Meskipun anggaran ini lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang Rp 140 miliar, target penerima dana bergulir itu juga ditingkatkan dari 1.600 koperasi menjadi 2.000 koperasi.
Alokasi anggaran Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera (Perkassa) tahun 2007 disediakan Rp 25 miliar. Jumlah ini meningkat dari tahun 2006 yang hanya Rp 20 miliar.
Sekretaris Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Guritno Kusumo, Sabtu (2/6) di Jakarta, menjelaskan, berbagai upaya terus dilakukan untuk menggerakkan sektor riil, terutama pelaku usaha mikro.
P3KUM merupakan salah satu program yang dilakukan Kementerian Urusan Koperasi dan UKM dalam menjawab perkembangan sektor riil yang makin memprihatinkan.
"Usaha mikro menjadi perhatian kita karena sektor ini semakin sulit menghadapi berbagai persaingan bisnis. Ketidakpastian usaha mereka bisa menyebabkan kefrustrasian yang berujung pada tindakan yang melanggar hukum," ujar Guritno.
Program P3KUM merupakan program pengembangan lembaga keuangan mikro dengan sasaran satu koperasi untuk setiap kecamatan. Program ini mulai dilaksanakan tahun 2005 dengan sasaran 440 koperasi. Anggarannya Rp 100 miliar.
Karena dinilai dapat membuka lapangan kerja, program itu dilanjutkan terus sampai sekarang. Tahun 2006, anggaran Rp 140 miliar telah digulirkan kepada 1.600 koperasi, yang terdiri atas 840 koperasi dengan pola konvensional dan 760 koperasi pola syariah. Sejak 2005 hingga akhir 2006, secara kumulatif dana yang telah disalurkan kepada 1.999 koperasi senilai Rp 234,7 miliar.
Tahun 2007, menurut Guritno, anggaran Rp 200 miliar itu akan disalurkan kepada 1.000 koperasi pola konvensional dan 1.000 koperasi pola syariah, atau masing- masing pola koperasi mendapat dana Rp 100 miliar.
"Jadi, persoalan kolateral atau jaminan (untuk mendapatkan pembiayaan usaha) yang selama ini dihadapi pelaku usaha mikro dapat terjawab melalui P3KUM karena pelaku usaha mikro, sesuai kemampuannya mengembalikan utang, biasanya meminjam antara Rp 25.000 hingga Rp 1 juta," papar Guritno.
BLU siap
Berdasarkan hasil kajian Kemenkop dan UKM, setiap rata-rata penyaluran dana bergulir sebesar Rp 3,03 juta mampu menyerap 0,65 tenaga kerja. Dengan kajian itu, setiap input Rp 4,66 juta diperkirakan mampu menyerap satu orang tenaga kerja usaha mikro. Dengan demikian, dari penyaluran dana bergulir P3KUM sejak tahun 2005 hingga 2006 sebesar Rp 234,75 miliar diperkirakan menyerap tenaga kerja sekitar 50.000 orang.
Tentang sedikitnya penciptaan lapangan tenaga kerja yang dihasilkan P3KUM, Guritno mengatakan, keterbatasan anggaran tetap menjadi persoalannya. Namun, pihaknya tetap optimistis bahwa penciptaan lapangan kerja bisa lebih banyak lagi karena saat ini badan layanan umum (BLU) Kementerian Urusan Koperasi dan UKM selaku pengelola dana bergulir sudah dibentuk dan siap dioperasikan. (OSA)
No comments:
Post a Comment