Pertanian
Impor Kedelai Meningkat
Jakarta, Kompas - Impor biji kedelai berada dalam tahap merisaukan. Produksi komoditas berprotein tinggi, sehat, dan rendah kolesterol ini sejak tujuh tahun terakhir hanya memenuhi 40 persen dari total kebutuhan nasional.
Padahal, kedelai merupakan bahan makanan pokok tahu, tempe, susu, dan minyak goreng. Untuk masyarakat golongan menengah ke bawah, makanan berbahan baku kedelai menjadi primadona. Selain harganya terjangkau, juga kaya protein.
Direktur Budidaya Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Departemen Pertanian Muchlizer Murkan, Rabu (20/6) di Jakarta, mengungkapkan, rata-rata impor kedelai selama tahun 2000-2005 mencapai 1,218 juta ton atau senilai 358,366 juta dollar AS.
"Dengan impor sebesar itu, kita berpotensi kehilangan devisa negara Rp 3 triliun. Bayangkan bila uang sebesar itu bisa menjadi nilai tambah petani dan masyarakat desa," katanya.
Menurut Muchlizer, pada tahun 1992 Indonesia pernah swasembada kedelai. Saat itu produksinya bisa mencapai 1,8 juta ton.
Namun, sejak 1993 produksi kedelai domestik turun. Seiring dengan itu, impor meningkat. Puncak impor kedelai terjadi tahun 2002 sebesar 1,365 juta ton.
Tahun 2003 dan 2004 impor turun rata-rata 1,1 juta ton, tetapi tahun 2005 dan 2006 meningkat lagi rata-rata 1,2 juta ton. Pemicu penurunan produksi antara lain karena belum berpihaknya kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia kepada petani.
"Gairah petani turun dipicu oleh masuknya kedelai impor dengan harga murah, harga kedelai tidak menguntungkan lagi bagi petani, berbagai fasilitas kemudahan impor, serta tarif bea masuk rendah. Pemerintah AS bahkan memberikan kelonggaran letter of credit (L/C) yang bisa mundur," katanya.
Berdasarkan angka sementara Badan Pusat Statistik, produksi kedelai 2006 turun 7,34 persen atau sebesar 749.038 ton dari tahun 2005 sebesar 808.353 ton.
Deputi Bidang Ilmu Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Endang Sukara mengatakan, lahan pertanian Indonesia cocok untuk pengembangan tanaman kedelai.
Berdasarkan hasil penelitian, produktivitas rata-rata kedelai bisa 4 ton per hektar, produktivitas sekarang 1,3 ton per ha. (MAS)
No comments:
Post a Comment