Saturday, June 2, 2007

”HEDGE FUND”
Dana Investasi yang Paling Menakutkan

Pada 19 Mei 2007, Financial Stability Forum atau FSF meluncurkan laporan atas permintaan menteri keuangan G-7 yang bertemu di Essen, Jerman, Februari 2007. FSF adalah kumpulan pejabat bank sentral, menteri keuangan, dan pengawas keuangan dari berbagai negara.

SF pun meluncurkan laporan soal Highly Leveraged Institutions (HLIs) pada 19 Mei lalu. Ini merupakan laporan terbaru sejak 2000. Laporan tahun 2000 diluncurkan sehubungan dengan munculnya krisis keuangan di Asia dan bangkrutnya Long-Term Capital pada 1998. Isinya adalah menelaah risiko yang mungkin terjadi di pasar uang dunia.

Hal yang menjadi fokus dalam laporan FSF adalah perkembangan instrumen di pasar uang, khususnya hedge fund, salah satu instrumen investasi di pasar uang.

Instrumen ini adalah julukan bagi satu unit dana investasi, yang berasal dari sekelompok orang, yang kemudian menyerahkan dana itu untuk dikelola oleh manajer, disebut sebagai fund manager.

Nah, para pemilik dana memberi otoritas kepada para manajer untuk memainkan sendiri dana-dana itu. Menurut Bloomberg, nilai maksimum dari satu unit dana hedge fund ini bisa mencapai 20-30 miliar dollar AS.

Biasanya instrumen jenis ini dimanfaatkan oleh perorangan, khususnya warga kaya dan perusahaan. Dana ini memiliki strategi investasi yang agresif, yang justru dihindari oleh jenis instrumen investasi lainnya.

Dana-dana investasi seperti ini pada umumnya berspekulasi soal harga komoditas (minyak, logam mulia, dan komoditas pertanian). Dana investasi ini juga berspekulasi soal kurs mata uang, harga saham, dan harga obligasi.

Keuntungan hedge fund memang didapat dari pergerakan kurs, komoditas, saham, obligasi, dan lainnya, entah itu naik atau turun.

Mereka tidak saja berspekulasi soal kemungkinan kenaikan sebuah harga, tetapi juga berspekulasi soal kemungkinan penurunan harga. Jika arah spekulasi mereka benar, mereka untung, dan rugi jika sebaliknya yang terjadi.

Misalnya, jika mereka memperkirakan kurs dollar AS akan turun terhadap euro, dan kenyataan di pasar menunjukkan penurunan kurs dollar AS, mereka untung.

Atau jika mereka berspekulasi akan terjadi kenaikan harga minyak mentah, dan kenyataan menunjukkan demikian, mereka untung. Nah, jika rugi, investor yang terlibat harus menyetor dana.

Periode investasi hedge fund sangat pendek. Mereka berspekulasi tidak dalam hitungan tahun, tetapi bulan, bahkan minggu, bahkan hari, bahkan hitungan jam hingga hitungan detik.

Hedge fund relatif masih bebas dari peraturan, yang memungkinkan pengguna melakukan investasi agresif untuk mendapatkan keuntungan cepat.

Produk ini memiliki istilah dan permainan yang kompleks, seperti selling short, leverage, program trading, swaps, arbitrase, dan derivatif. Ini adalah sebuah permainan yang kian kompleks.

Ada sekitar 1,5 triliun dollar AS dana absolut yang dimainkan khusus untuk hedge fund. Dengan dana tersebut, perputaran uang pun terus meningkat. Hedge fund berkembang berkat inovasi di pasar keuangan.

Peningkatan itu, menurut FSF, memang berhasil menggerakkan kehidupan di sektor keuangan dan bursa komoditas.

Tantangan soal pengelolaan risiko terhadap instrumen investasi ini begitu tinggi. Jika tidak dikelola dengan baik, atau jika tidak disertai kehati-hatian dan kepiawaian memperhitungkan arah pasar, jelas instrumen hedge fund sangat penuh risiko yang sifatnya sangat sistemik.

Artinya, kekacauan pada instrumen hedge fund, kehancuran harga-harga akibat kehancuran hedge fund bisa mengimbas pada pasar keuangan lain yang justru sudah diatur pemerintah.

FSF menyimpulkan risiko yang muncul dari gejolak hedge fund bisa mengimbas ke instrumen keuangan lain. Artinya, memburuknya industri hedge fund juga bisa merusak stabilitas pasar dan juga bisa mengakibatkan tekanan harga pada saham-saham perusahaan, yang tidak terlibat dalam hedge fund.

FSF khawatir, risiko itu makin mengkhawatirkan karena disiplin yang makin kurang dalam transaksi hedge fund. FSF menemukan ada kecerobohan disiplin pada hedge fund, misalnya penurunan margin awal, diakibatkan ketatnya persaingan pasar.

Juga ada risiko lain berupa lemahnya kontrak-kontrak hukum pada instrumen hedge fund. Jika nasabah rugi, ia bisa menghindar dari tanggung jawab karena aspek hukum dari kontrak tidak diindahkan.

Juga ada kasus, menurut FSF, tak ada jaminan yang perlu diserahkan untuk dana-dana investasi yang dimainkan.

Lebih ironis lagi, fund manager bisa mengusahakan pinjaman dari perbankan bagi nasabahnya, yang kemudian dimainkan untuk investasi spekulatif.

FSF menemukan, para peserta dari hedge fund juga berasal dari negara seperti Caymand Islands, di mana pemilik aslinya sangat tersamar dan bisa menghindari tanggung jawab jika harus menanggung kerugian.

Di dalam industri hedge fund muncul istilah, my word is my bond (omongan saya adalah jaminan saya). Namun, FSF menilai omongan atau janji yang terucap bukanlah sebuah kontrak yang legal dan kuat.

Inilah yang menjadi kekhawatiran sehingga menimbulkan seruan agar hedge fund diatur. Namun, sejauh ini Inggris, AS, dan Jepang menolak seruan tersebut. Maklum sekitar 9.000 perusahaan yang bergerak di bidang hedge fund berasal dari AS dan Inggris.

FSF belum menemukan perusahaan yang bangkrut total dan berskala besar akibat terjun pada hedge fund. Namun, FSF melihat, jika industri hedge fund tidak diatur, risiko itu hanya menunggu waktu.

FSF mengatakan, jika terjadi gejolak akibat kehancuran hedge fund, seperti gejolak kurs, jelas negara kecil juga bisa mengalami gangguan.

Bank for International Settlement juga sudah memberikan peringatan serupa soal risiko sistemik dari hedge fund. Peringatan ini diperkuat lagi dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet.

Menteri Keuangan Jerman Peer SteinBrueck sudah berjanji akan mendorong pertemuan G-8 (G-7 ditambah Rusia) untuk menyepakati soal perlunya hedge fund diatur. (Simon Saragih)

No comments: