Sunday, August 26, 2007

ASEAN Lakukan Konsolidasi


Dominasi China Dicegah

MANILA, Sabtu - ASEAN kini khawatir, China akan menjadi pemimpin utama di dalam perdagangan dan investasi di Asia dan dunia. ASEAN khawatir akan tenggelam di bawah bayang-bayang China. ASEAN tidak menginginkan hal itu dan ingin mempertahankan posisinya sebagai pihak penentu dan relevan.

Kekhawatiran itu tertuang dalam dokumen yang didapat kantor berita Associated Press, Sabtu (25/8), yang beredar di kalangan para menteri perdagangan ASEAN yang sedang berunding di Manila, Filipina.

Sekjen ASEAN Ong Keng Ong menyebut China kini sedang sibuk mengejar perjanjian perdagangan bebas (FTA) tersendiri dengan 28 negara, di dalamnya termasuk ASEAN.

Pada saat bersamaan, ASEAN sebagai kesatuan sedang merundingkan FTA dengan China. ASEAN juga sedang merundingkan FTA dengan Jepang, Korea Selatan, India, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Kini ada usulan agar ASEAN memulai FTA dengan Uni Eropa (UE), AS, Pakistan, dan Turki.

"Perundingan FTA ASEAN- China paling maju," kata Ramon Vicente Kabigting, Direktur Biro Hubungan Perdagangan Internasional Filipina.

Namun, China kini juga sedang menggagas FTA bilateral atau dua arah secara tersendiri dengan beberapa negara anggota ASEAN. "Penjajakan FTA bilateral dan tersendiri oleh China akan melemahkan posisi ASEAN," kata Ong Keng Ong.

Hal itu akan membuat ASEAN menjadi kurang relevan sebagai sebuah kelompok dan membuat posisi ASEAN sebagai payung akan memudar. Bukan hanya itu, China akan mendikte ASEAN, yang tenggelam di bawah bayang-bayang China. Selain itu, manfaat ekonomi dan perdagangan juga akan lebih dinikmati China.

Di dalam dokumen itu dikatakan, semua anggota ASEAN agar menunda semua perundingan FTA lainnya. Namun, tak jelas apakah ASEAN mengkritik perjanjian ekonomi bilateral Jepang dengan beberapa negara anggota ASEAN, yang dengan jelas akan melemahkan ASEAN di mata Jepang.

Fokus

Lepas dari itu, Sekjen ASEAN juga mengemukakan, sebaiknya ASEAN—sebagai kesatuan—lebih fokus pada perundingan FTA dengan China, Jepang, Korsel, Selandia Baru, Australia, dan India. ASEAN menunda penjajakan FTA dengan UE, AS, Pakistan, dan Turki. ASEAN diminta fokus pada perundingan enam FTA yang ada, sebelum memulai FTA dengan pihak lain.

Dalam dokumen ASEAN juga disebutkan, ASEAN sudah menyusun cetak biru menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang akan dimulai pada 2015. Cetak biru itu akan diajukan ke pemimpin ASEAN yang akan bertemu di Singapura pada November 2007.

ASEAN juga menyusun kerangka pemberian sanksi kepada anggota, yang tidak mengimplementasikan janjinya secara tepat waktu. Ini penting untuk mendorong konsolidasi internal ASEAN. (REUTERS/AP/AFP/MON)

No comments: