Di Balik Produk China |
Oleh: Rita Pawestri
Beberapa waktu yang lalu pemerintah kita mengumumkan adanya kandungan formalin dalam beberapa produk makanan impor dari
Sebelumnya,kandungan zat-zat yang berbahaya juga ditemukan dalam produk kosmetik asal
Kebijakan Reformasi dan Banjir Produk China
Tidak dipungkiri lagi bahwa sejak kebijakan reformasi dan terbukanya
Tapi dari segi kualitas, produk-produk tersebut masih dipertanyakan kualitasnya. Itulah sebabnya negara-negara lain sempat kebakaran jenggot karena maraknya produk
Negaranegara lain mengkhawatirkan banjir produk
Dampak Globalisasi
Prinsip ekonomi mengajarkan bahwa untuk menghasilkan output tertentu maka diperlukan biaya minimal atau untuk menghasilkan output maksimal maka diperlukan biaya tertentu. Tapi globalisasi sering kali membuat perusahaan berlomba-lomba berlaku ‘kemaruk’ dengan memanfaatkan biaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output semaksimal mungkin.
Globalisasi merupakan satu alasan perusahaan-perusahaan asing untuk berlomba-lomba menciptakan produk murah. Di manapun dan bagaimanapun, yang penting proses produksi bisa menghemat biaya produksi. Itulah yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
Tidak masalah bagaimana mendapatkan bahan material, baik legal atau ilegal, termasuk mengabaikan keselamatan kerja, atau hal-hal lain yang seharusnya menjadi standar internasional. Selain itu, beberapa hal yang sering dikesampingkan oleh perusahaanperusahaan
Ekspor produk bajakan ke negara lain telah menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaanperusahaan internasional. Murahnya produk
Social Responsibility
Social responsibility atau tanggung jawab sosial menjadi isu serius perusahaan-perusahaan di China dalam beberapa tahun terakhir ini.Tanggung jawab sosial dari perusahaan multinasional ini umumnya tercermin dari rantai pemasok. Sayangnya, tidak semua perusahaan multinasional melakukan hal itu setelah masuk pasar
Lagi-lagi alasan globalisasi dan mencari keuntungan besar, sebagian dari mereka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tanggung jawab sosial dan standar etik, seperti termasuk isu menyuap atau menyogok, menghindari pajak, perilaku monopolistik, membayar upah di bawah standar, dan menghasilkan produk yang tidak mengikuti standar. Akibatnya beberapa masalah terjadi.
Dalam sebuah buku berjudul “The Story of Made in
Pada Juni tahun yang sama, di Shenzhen juga ditemukan pabrik es krim Häagen Dazs yang tidak memenuhi lisensi kesehatan/kebersihan. Menurut laporan sebuah media masa, produsen tersebut berlokasi di sebuah apartemen dengan tiga kamar di mana workshop-nya terletak di dekat toilet dan es krim tersebut dikirimkan ke
Selain produk makanan,produk tidak standar juga terjadi pada produk elektronik. Masih pada tahun yang sama di bulan Desember, dari tumpukan 30 kamera digital Sony ditemukan enam model yang bermasalah dengan pengaturan tampilan (image) yang tidak tetap serta alat otomatisasi yang tidak standar. Semua model tersebut dinyatakan tidak berkualifikasi oleh pusat inspeksi pengawasan kualitas kamera nasional
Kamera tersebut adalah DSC-H1 an DSC-L1 yang diproduksi oleh Shanghai Suoguan Electronics Co. Ltd juga bermasalah dengan gambar yang tidak tetap, dan tingkat ketajaman yang tidak berkualitas.Selain itu produk DSDP 200, DSC-W7, DSC-W5 dan DSC-S90 diproduksi oleh Sony Electronics (Wuxi) Co. Ltd juga mempunyai masalah atas gambar yang tidak tetap dan fungsi otomatis yang tidak berkualitas.
Sementara itu di
Sementara itu dalam beberapa hari terakhir juga ditemukan formalin pada beberapa jenis makanan seperti permen, dan manisan buah plum. Jelas sudah bahwa
BPOM dalam hal ini harus meningkatkan pengawasan terhadap berbagai produk
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan
No comments:
Post a Comment