Irna Gustia - detikfinance
New York, - Bursa saham global makin mengharu biru yang dipicu rusuhnya saham di Wall Street terkena krisis kredit macet perumahan (subprime mortgage) di AS.
Kisruh saham di Wall Street juga membuat transaksi saham di London kacau. Indeks FTSE 100 pada penutupan Kamis (16/8/2007) anjlok terendah dalam 4,5 tahun terakhir yang hampir menyamai penurunan ketika pecah perang Irak. Indeks FTSE 100 turun 4,10 persen ke level 5.858,90.
Sementara bursa saham Asia Jumat pagi ini (17/8/2007) juga terus rontok. Mulai dari Nikkei Jepang yang turun 2,33 persen, STI Singapura turun 28,5 persen, Hang Seng Hongkong turun 1,5 persen.
Tergulingnya saham global juga melanda negara di Amerika Selatan Brasil. Indeks saham Bovespa anjlok hingga 8,8 persen.
"Semua berita menjadi sentimen negatif karena pasar terus mengalami tekanan karena kekhawatiran krisis pasar kredit akan berlangsung lama," kata AG Edwards, Direktur Market Strategist Al Goldman seperti dilansir dari AFP, Jumat (17/8/2007).
Sementara pelaku pasar di London melihat Kamis kemarin sebagai hari yang mengerikan karena bergugurannya saham-saham dengan cepat.
Pada penutupan Kamis kemarin (16/8/2007) Indeks Dow Jones turun 0,12 persen ke posisi 12.845,78 setelah seharian kemarin sempat anjlok hingga 320 poin ke bawah 12.600. Indeks Nasdaq turun 0,32 persen ke posisi 2.451,07.
Investor terlihat sangat ketakutan akan terjadinya krisis kredit di pasar global. Apalagi sejumlah bank-bank besar dan manajer investasi mengaku sudah banyak kehilangan dana akibat kacaunya kredit perumahan di AS. (ir/ard)
No comments:
Post a Comment