Dari Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Konferensi Islam atau OKI di Dakar, Senegal, 13-14 Maret kemarin, muncul pemikiran menarik.
Menyadari bahwa sejumlah anggotanya masih miskin, OKI meluncurkan program penggalangan dana. Dengan target 10 miliar dollar AS, dana akan diprioritaskan untuk membantu negara-negara Afrika anggota OKI.
Ide penanggulangan kemiskinan juga diperkuat dengan program pengembangan sumber daya manusia. Dalam hal ini Bank Pembangunan Islam menganggarkan dana sebesar 15 miliar dollar AS untuk jangka lima tahun ke depan. Dana ini pun akan dikhususkan untuk pembangunan sektor kesehatan dan pendidikan di Afrika.
Kita menangkap pesan yang dikemukakan dalam KTT Dakar ini, yaitu kesenjangan yang besar di antara anggota OKI perlu disempitkan. Kemarin di harian ini dilaporkan, sementara ada anggota yang masih dalam kemiskinan akut, anggota OKI lainnya ada yang sangat kaya, seperti Arab Saudi, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Sementara yang masih termasuk sangat miskin adalah Niger, Burkina Faso, dan Mali.
Di bidang politik, OKI juga diharapkan terus bisa berperan secara positif. Ketika ada konflik di antara anggota, seperti halnya Sudan dan Chad, OKI pun turun tangan. OKI juga akan kembali memfokuskan diri pada upaya yang terkait dengan alasan pendiriannya, yaitu untuk membantu rakyat Palestina. Kalau sekarang OKI masih prihatin, tentu masuk akal karena faktanya sekarang ini rakyat Palestina justru lebih menderita dibandingkan ketika OKI berdiri tahun 1969.
KTT OKI kali ini juga perlu merespons perkembangan dunia yang dirasakan tidak ramah terhadap Islam. Dalam suasana seperti ini, organisasi beranggotakan 57 bangsa ini merasa perlu untuk melahirkan citra baru sebagai forum untuk menyelesaikan konflik secara damai, dan— seperti disinggung di atas—wahana untuk meredistribusi kekayaan bagi negara-negara paling miskin.
Seperti dikutip oleh Diadie Ba dari Reuters di Dakar, para pemimpin OKI ber-KTT ketika dunia Barat masih dibayang-bayangi serangan 11 September 2001 dan serangan lain yang terjadi di Spanyol dan Inggris.
Kecurigaan Barat dirasakan perlu ditanggapi dengan peranan aktif OKI untuk berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dan membantu menyelesaikan konflik. Piagam baru organisasi yang coba disepakati di Dakar sengaja ditujukan untuk memberi OKI peran yang lebih aktif dan lebih berpengaruh.
Dalam konteks memerangi kemiskinan dan memajukan saling pengertian dengan dunia non-Muslim itulah kita melihat makna relevan KTT OKI di Dakar.
No comments:
Post a Comment