Monday, March 24, 2008

Perbankan Syariah Meningkat, Bisnis TI Tumbuh


Senin, 24 Maret 2008

Potensi bisnis perbankan syariah ternyata tidak hanya disadari oleh pelaku bisnis keuangan di berbagai negara. Potensi tersebut juga disadari oleh pelaku bisnis perangkat lunak atau teknologi informasi (TI) di beberapa negara. Hal itu dipicu meningkatnya permintaan solusi TI akibat pesatnya perkembangan bisnis perbankan syariah. Tahun lalu, aset perbankan syariah global diestimasi mencapai 800 miliar dolar AS.

Salah satu pelaku bisnis TI yang membidik potensi bisnis perbankan syariah adalah raksasa perusahaan TI India, Infosys Technologies. Perusahaan ini telah lama menyadari besarnya potensi bisnis pengembangan perangkat lunak seiring pesatnya perkembangan perbankan syariah global. Bahkan, perusahaan tersebut menyatakan telah meluncurkan solusi TI bagi perbankan syariah di Eropa, Asia Barat, dan Timur Tengah. Hal tersebut terungkap dalam surat pemberitahuan Infosys kepada bursa efek Bombay (Bombay Stock Exchange) sebagaimana dilansir situs berita www.earthtimes.org, Jumat, (7/3).

Perangkat lunak terbaru tersebut merupakan bagian dari peluncuran global Finacle Universal Banking Solution (FUBS) versi 10 milik Infosys. Perangkat lunak tersebut sengaja dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan TI perbankan yang sejalan dengan prinsip syariah. Selain itu, solusi tersebut juga telah sesuai dengan standar akuntansi yang direkomendasikan oleh asosiasi audit dan akuntansi syariah global, Audit and Accounting Organization for Islamic financial institutions (AAOIFI).

''Solusi TI ini didasarkan pada konsep syariah termasuk Mudarabah, Ijarah, Istisna, dan Tawaruq,'' kata perusahaan tersebut dalam surat pemberitahuan mereka.

Selain Infosys, terdapat berbagai perusahaan lain yang juga telah mengembangkan perangkat lunak TI untuk mendukung kegiatan transaksi perbankan syariah. Mei tahun lalu, perusahaan TI global, i-flex solutions, juga telah mengembangkan solusi TI bagi industri perbankan syariah Timur Tengah. Solusi TI tersebut dinamakan Flexcube. Demikian sebagaimana dilansir situs berita perusahaan, www.iflexsolutions.com, Mei tahun lalu.

Dalam daftar mitra i-flex, Dubai Islamic Bank menjadi salah satu bank syariah yang telah menggunakan perangkat lunak tersebut untuk operasi di Dubai. Selain itu, Sakana Holistic Housing Solutions juga menggunakan perangkat lunak serupa untuk operasi pembiayaan syariah di Bahrain. Saat itu, menurut Executive Vice-President i-flex, Joseph John, industri perbankan syariah merupakan indiustri yang tumbuh paling cepat di Timur Tengah. Hal tersebut terjadi baik di sektor perbankan syariah maupun keuangan syariah.

''Bersama pertumbuhan tersebut, berbagai bank syariah berusaha menghadirken pengalaman layanan memuaskan bagi konsumen yang inovatif. Untuk itu, kami hadir mendukung,''kata dia.

Sementara itu, situs berita www.services.silicon.com, Selasa, (4/3), asuransi syariah Inggris, British Islamic Insurance Holdings (BIIH), melakuan kerja sama outsourcing dengan perusahaan TI Capita senilai 87 juta poundsterling. Kerja sama tersebut berupa penyediaan layanan TI bagi BIIH selama delapan tahun. Berdasarkan informasi situs perusahaan, www.infosys.com, Infosys pertama kali didirikan pada 1981 oleh tujuh orang dengan modal 250 dolar AS.

Saat ini, perusahaan tersebut telah menjadi salah satu perusahaan global terkemuka dalam industri TI dengan pendapatan per tahun lebih dari tiga miliar dolar AS. Perusahaan ini memiliki jaringan yang tersebar di 23 negara. Di antaranya adalah di India, Cina, Australia, Inggris, Kanadam dan Jepang. Saat ini, perusahaan tersebut memiliki 80.500 tenaga kerja yang terdiri dari 66 kewarganegaraan. Sementara, i-flex saat ini merupakan perusahaan yang memiliki 790 konsumen di lebih dari 130 negara. Produk dan layanan perusahaan ini cukup bervariasi. Hingga akhir tahun lalu, saham perusahaan tersebut dikuasai oleh Oracle Global (Mauritius) Ltd sebesar 80,58 persen. Sedangkan, sisanya dikuasai oleh berbagai investor seperti FII & FMF sebesar 1,18 persen, ESPS Trust 0,49 persen, dan lain-lain 17,75 persen.

(aru )

No comments: